Rabu, 29 Maret 2017

PENGANTAR PERJANJIAN LAMA

TINJAUAN SEJARAH MASA PERJANJIAN LAMA

1. Mesopotamia sampai masa para Patriakh (2900-2000 sM)

Para arsitek yang meletakkan dasar untuk kebudayaan Mesopotamia adalah orang-orang Sumer yang menduduki daerah Mesopotamia Selatan sekitan 4000 sM. Orang-orang Sumer pada akhirnya dikalahkan oleh Sargon I, yang mendirikan dinasti Semit Akad sekitar 2340 sM. Sargon dikenal sebagai pendiri kekaisaran yang pertama dalam sejarah. Menjelang 2100 sM, kota Ur menguasai daerah Mesopotamia Selatan di bawah pimpinan Raja Ur-Nammu. Dengan berlatar belakang sejarah inilah para patriakh Perjanjian Lama muncul.

2. Periode Para Patriakh (2000-1600 sM)

Periode Ur-III berakhir di Mesopotamia Selatan ketika Ibbi-Sin, raja terakhir Ur, kehilangan dukungan dari kota demi kota dan pada akhirnya digulingkan oleh orang-orang Elim, yang tinggal di sebelah Timur Sungai Tigris. Periode Babilonia kuno meliputi dari masa keruntuhan dinasti Ur-III sekitar tahun 2000 sM sampai keruntuhan dinasti I Babilonia tak lama setelah tahun 1600 sM. Penguasa-penguasa pertama dari dinasti pertama Babilonia adalah orang Amori. Dinasti pertama Babilonia berlangsung lebih dari satu abad sesudah masa Hammurabi, meskipun kemunduran segera terjadi sesudah kematiannya dan terus berlangsung tanpa dapat dicegah, dan memuncak ketika Babilonia dijarah orang Het (1595 sM).

Zaman Perunggu Tengah (2000-1500 sM) daerah Kanaan yang dimasuki Abraham dikuasai oleh kota-kota otonom yang terpencar-pencar sebagaimana yang telah terjadi di Mesopotamia.

3. Mesir sampai Keluaran

Hampir berbarengan dengan periode dinasti awal di Mesopotamia adalah perkembangan kerajaan lama di Mesir yang secara permanen membentuk Mesir baik dalam bidang politik maupun budaya. Berdasarkan perkiraan yang paling konservatif Sesostris III adalah Firaun yang mengangkat Yusuf memasuki jabatan yang tinggi dalam pemerintahan. Yang lain lebih condong untuk menempatkan kepindahan oirang-orang Israel ke Mesir selama masa pemerintahan Hiksos. Selama masa inilah umat Israel mulai menjadi makmur dan berkembang biak di daerah delta, menanti penggenapan janji-janji (covenant).

Sesudah hampir dua abad berada di bawah kekuasaan asing oleh orang Hiksos, bangsa Mesir mulai mengembalikan bangsa pada kekuasaan mereka. Dalam ledakan semangat nasionalistis, wangsa Hiksos diusir dan dinasti ke-18 didirikan di bawah Ahmose, seorang firaun berkebangsaan Mesir. Sebagai reaksi terhadap orang-orang asing maka umat Israel dijadikan budak oleh rezim yang baru. Harus diperhatikan bahwa orang Mesir tidak takut pada kekuatan militer Israel, tetapi takut kalau-kalau Israel bergabung dengan musuh dan menyebabkan orang Mesir diusir keluar. Di satu pihak, Mesir tidak menginginkan orang-orang Israel meninggalkan negeri itu, karena dalam beberapa hal orang Mesir bergantung pada orang Israel khususnya di bidang ekonomi. Namun di pihak lain Israel menjadi ancaman serius bagi Mesir.

Awal abad ke-13 sM reputasi bangsa Mesir dipulihkan kembali oleh dinasti ke-19 terutama oleh Ramses II. Kebanyakan orang berpendapat bahwa peristiwa keluaran terjadi pada abad ke-13 sM dan firaun ini yang menyaksikan kehebatan tangan Allah dalam melepaskan umat Israel dari Mesir.

4. Zaman Perunggu Akhir (1500-1200 sM)

Sementara Mesir mengalami kemunduran dinasti ke 18 dan masa Amarna, zaman perunggu akhir dimulai di Siria-Palestina. Selama periode ini koridor di Siria-Palestina memainkan peranan penting. Karena ini adalah zaman perdagangan internasional, maka penguasaan atas jalur-jalur lalu-lintas perdagangan mendatangkan keuntungan yang besar secara ekonomi. Kerajaan Mesir bersaing dengan kerajaan Mitani dari bangsa Hur untuk menguasai Siria, yang terletak disepanjang hulu sungai Tigris dan sungai Efrat di Mesopotamia utara, dalam Alkitab disebut daerah Aram-Mesopotamia (Hak, 3:8-10).

Gambaran  dari akhir zaman perunggu adalah terjadinya jalan buntu yang terus-menerus bergeser di antara kekuatan-kekuatan politik utama dengan Siria pada tingkatan yang lebih rendah tertentu dan Kanaan terjebak di tengah-tenmgah. Jika waktu itu Israel telah berada di Kanaan, mereka tidak akan terlalu banyak dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa internasional pada waktu itu.

5. Zaman Besi (1200-1000 sM)

Permulaan zaman besi mendatangkan kejatuhan bagi kekaisaran Het, kehancuran banyak kota pelabuhan di Siria termasuk Ugarit, Tirus, dan Sidon serta kota-kota yang dibentengi di pedalaman (Megido, dan Askelon). Demikian juga halnya kemerosotan kekuasaan Asyur dan kemunduran mencolok dalam pengaruh Mesir. Periode ini membawa perkembangan teknologi perkakas dan persenjataan dari besi. Pengetahuan ini menolong memantapkan kekuasaan orang Filistin atas Israel ( bnd. 1 Sam. 13:19-23). Sebagai akibatnya: politik internasional di Timur Dekat terhapus sama sekali karena negara-negara besar tidak menjalankan kekuasaannya lagi.

6. Imperium Daud dan Salomo (1000-900)

Zaman besi II berlangsung dari tahun 1000-586 sM dan hanya meliputi bagian-bagian yang lebih singkat dalam masa sejarah . Menjelang akhir masa Hakim-hakim, orang Filistin ditahan oleh kegiatan-kegiatan Samson, walaupun mereka menguasai Yehuda (Hak. 15:11). Selama masa Samuel mereka menduduki daerah perbukitan dan menghancurkan silo (1 Sam. 4), tetapi kemudian dipukul mundur (1 Sam. 7) Saul berhasil memelihara keseimbangan hampir sepanjang pemerintahannya, tetapi sesudah pertempuran di Gunung Gilboa (Saul terbunuh), orang Filistin menduduki bagian terbesar wilayah Kanaan tengah.

Ketika Daud naik takhta, salah satu tugas pertamanya ialah merebut kembali kekuasaan atas daerah Israel. Hal ini dilaksanakannya dari Yerusalem, kubu pertahanan yang baru direbutnya. Sesudah orang Filistin ditaklukkan, keberhasilan militer Daud diteruskan dengan menaklukkan hampir seluruh daerah Siro-Palestina. Sebagai akibat dari keberhasilan Daud, Salomo mewarisi kerajaan yang membentang dari Sungai Efrat di Utara sampai ke Mesir di Selatan. Sekalipun keberhasilannya di bidang ekonomi, kemampuan militer Salomo tidak menandingi kemampuan ayahnya. Sedikit sekali keberhasilan militer yang tercatat untuk Salomo dalam Perjanjian Lama (2 Taw. 8:3-6). Meskipun hikmatnya diakui di mana-mana dan kemakmuran kerajaannya tidak ditandingi, kerajaan itu mengalami kemunduran di bawah kepemimpinannya dan berada di ambang keruntuhan ketika Rehabeam, putranya, naik takhta menggantikannya. Kurangnya perhatian terhadap kemiliteran dan pembebanan pajak yang sangat berat terhadap rakyat merupakan kesalahan politik Salomo yang paling jelas dan juga para penulis Kitab Raja-raja dan Tawarikh juga menunjukkan kegagalan rohaninya.

7. Bangkitnya Orang Aram (950-800 sM)

Salah satu pegawai Salomo yaitu Yerobeam memperoleh kekuasaan atas kerajaan Israel sebelah utara. Kendati kekuasaan politik jatuh ke tangan negara-negara bagian orang Aram dari Siria. Terjadi pertempuran antara Israel utara dengan kerajaan Aram dan kerajaan Aram mengalami kemenangan. Hingga akhir abad ke-9 sM, Hazael Raja Aram berhasil menyerbu dan menduduki bagian terbesar wilayah Israel.

8. Ancaman Pertama dari Asyur dan Kebangkitan Kembali Israel (850-750 sM)

Hampir bersamaan dengan bangkitnya orang Aram dengan kebangkitan imperialisme Asyur. Kebangkitan imperialisme ini dimulai dalam pemerintahan Asyurnasirpal II, yang mengadakan sejumlah aksi militer setiap tahun di sepanjang hulu Sungai Efrat, sambil menteror penduduk setempat dengan politik intimidasi yang kejam. Sepanjang abad ke-9 sM, Israel dan Yehuda terus menghadapi perjuangan. Putra Yerobeam menggantikan dia tetapi dibunuh setelah memerintah dua tahun. Pada saat inilah, ketegangan antara Israel dan Yehuda meningkat sehingga membuka peluang bagi orang Aram masuk ke Israel. Keturunan Baesa tidak bertahan lama, kemudian diganti oleh bangsa Omri yang berhasil secara politik.

Ahab, putra Omri menikah dalam persekutuan politik dengan putri Raja Tirus, Izebel. Pernikahan ini, membawa malapetaka bagi Israel, karena Izebel dengan segala daya upaya memaksakan pemindahan terhadap dewa Baal Melkart, dewa negara asalnya. Penyembahan kepada dewa sangat ditentang oleh Elia dan pada akhirnya mendatangkan protes keras dan reaksi yang tidak menyenangkan dari rakyat yang meruntuhkan keturunan Omri.

Yehu mengadakan pembersihan melalui pertumpahan darah dan kembali membina hubungan politik dengan kerajaan kerajaan asing. Yehu membayar upeti kepada Salmanaser III dan menjalin hubungan dengan Asyur sebagai kerajaan taklukan. Berbeda dengan Yehuda yang mengalami kestabilan karena yang memegang pemerintahan adalah dinasti yang sama sepanjang abad itu. Waktu Yehu menghancurkan wangsa Omri di Utara, Yehuda juga kehilangan seorang raja, yakni Ahazia, cucu Yosafat dan garis keturunan Daud nyaris musnah. Tetapi untung bayi Yoas terselamatkan dan enam tahun kemudian ia memerintah.

Awal abad ke-8, terjadi kemunduran baik Asyur maupun Aram. Asyur disibukkan dengan kesulitan-kesulitan di dalam negerinya dan tekanan dari Urartu. Yerobeam II, adalah raja yang paling berhasil karena mendapatkan kembali daerah kekuasaan Israel dari orang Aram dan menjadikan Hamat,  Damsyik negara taklukan. Di Selatan, Azarya (Uzia), memungut upeti dari orang Amori dan berhasil menaklukkan orang Filistin dan Arab. Antara Yerobeam II dan Azarya, daerah taklukannya hampir sama besar dengan daerah yang dikuasai Daud. Ini adalah masa kemakmuran bagi Israel dan Yehuda, tetapi keberhasilan militer membawa kemerosotan moral dan rohani. Kemerosotan inilah yang menjadi acuan bagi pelayan atau nabi, karena di depan mereka membentang krisis yang besar.

9. Imperium Neo-Asyur (750-650 sM)

Selang setengah abad, imperium Asyur bangkit lagi dengan keadaan yang lebih kuat di bawah pimpinan Tiglat-Pileser III (745 sM). Ini merupakan kerajaan “kelas dunia” pertama yang dikenal dalam sejarah dan yang pertama dari sederetan kekaisaran yang mencapai puncak dalam imperium Roma. Salmanaser V menggantikan Tiglat-Pileser yang telah memerintah sekitar lima tahun. Sedikit sekali yang diketahui tentang dia, tetapi yang penting adalah selama masa pemerintahan Hosea, Raja Israel memberontak melawan Asyur. Akibatnya, Salmanaser mengadakan ekspedisi untuk mengepung Samaria selama tiga tahun. Kerajaan Israel jatuh dan semua orang yang masih hidup dibawa ke dalam pembungan dan juga kota Samaria dihancurkan, serta seluruh kerajaan utara digabung dengan kerajaan Asyur pada tahun 722 sM.

Waktu Sargon naik takhta, kedudukan Asyur sudah mantap dan kuat. Sebagian besar perhatian Sargon dipusatkan pada Urartu dan Elam. Meskipun Hizkia, Raja Yehuda bersikap anti Asyur, tetapi selama Sargon memerintah sedikit sekali serangan langsung terhadap Yehuda dalam ekspedisi-ekspedisinya. Hal ini berubah ketika Sanherib, putra Sargon naik takhta pada tahun 704 sM. Selama pemerintahan Sargon, Babilonia telah menyatakan kemerdekaannya di bawah kepemimpinan Merodakh-Baladan. Sesudah memadamkan pemberontakan di selatan pata tahun 701, Sanherib mengadakan ekspedisi militer menyerang koalisi barat.

Pada waktu itu Hizkia membayar upeti, tetapi tidak ada gunanya. Ketika Hizkia melihat tidak ada harapan lagi, ia mengandalkan Tuhan untuk membebaskan kerajaannya dan secara misterius tentara Asyur dibunuh sepanjang malam. Kemudian Hizkia digantikan oleh Manasye yang lebih berpihak kepada Asyur.

10. Masa Transisi Imperium (650-600 sM)

Asyurbanipal sudah mewarisi kerajaan pada puncak kekuasaannya, tetapi pada tahun 650-an terjadi kemunduran, yaitu ketika Psammetikhus mengusir orang-orang Asyur dari Mesir. Tidak lama setelah kematian Asyurbanipal, orang Babilonia berhasil mencapai kemerdekaan dan masa-masa kejayaan Asyur pun lenyap. Di Yehuda, kemunduran Asyur merupakan kabar baik bagi Yosia. Pembaharuan yang dilakukan Yosia tahun 628 dilanjutkan kembali tahun 622 dengan memanfaatkan ketidakhadiran Asyur.

11. Imperium Neo-Babel (600-550 sM)

Pada waktu Babilonia menyatakan kemerdekaan dari Asyur, Nabopolasar dari Kasdim naik takhta. Dalam dasawarsanya ia berhasil mempertahankan kekuasaannya, tetapi tidak mampu memperluas kekuasaannya lebih jauh ke dalam daerah Asyur. Kota Niniwe jatuh ke tangan orang Media dan di luar reruntuhan kota itu, Nabopolasar agak terlambat. Bersama dengan Cyaxares, Nasbopolasar mengadakan perjanjian untuk menyatukan kekuatan. Gabungan pasukan-pasukan mereka mampu meruntuhkan Niniwe, ibukota yang kuat. Sinsyariskun, sudah wafat pada kejatuhan Niniwe sehingga Asyur kembali naik taktha dan ditakdirkan menjadi Raja Asyur yang terakhir.

Nebukadnesar merupakan salah seorang raja yang paling berhasil yang dikenal dalam sejarah. Ia terkenal baik dalam kemiliteran maupun dalam berbagai usaha dalam negeri (yang terkemuka adalah pemerintahan kota Babel). Kerajaan Neo-Babel mempunyai pengaruh yang luas atas Yehuda. Yosia berusaha untuk menghentikan tentara Mesir. Ini ternyata merupakan keputusan yang fatal, karena Yosia telah banyak mengadakan perbaikan daripada yang telah dilakukan oleh para pendahuluannya dari keturunan Daud, dan ia terbunuh dalam usaha yang sia-sia. Ia digantikan secara bergantian oleh ketiga putranya, yaitu Yoahas, putra sulung; Yoyakim, putra kedua; Yoyakin, putra yang menggantikannya.

Kerajaan Neo-Babel tidak bertahan lama sesudah kematian Nebukadnesar. Ia digantikan oleh empat raja yang relatif tidak terkenal dan rupanya kurang cakap dan boleh dikatakan bahwa tulisan di dinding itu sudah ada jauh sebelum pesta yang diselenggarakan Belsyasar pada malam kejatuhan Babel.

12. Imperium Media Persia (550-450 sM)

Ketika Nabonibus, Raja Babel meniadakan faktanya dengan bangsa Media dan bergabung dengan Koresy dan orang Persia tahun 556 sM, Koresy mendapat kesempatan yang telah dinanti-nantikan untuk bergerak melawan bangsa Media. Ia mengalahkan mereka tahun 550 sM dan menjadi penguasa kerajaan Media-Persia yang baru. Ia bercita-cita untuk bergerak melawan Babel. Sebagian besar golongan penduduk mempunyai alasan yang layak untuk merasa tidak puas dengan berbagai kebijakan dan rencana Nabonibus. Untuk itulah, Koresy disambut untuk memasuki Babel sebagai pembebas.

Kambises, putra Koresy mampu menambahkan Mesir kepada kerajaannya pada tahun 526 sM, tetapi ia wafat dalam suatu kecelakaan dalam perjalanan ke negerinya. Menurut Herodotus, Kambises terluka oleh pedangnya sendiri, ketika ia berusaha untuk menaiki kudanya dan meninggal karena infeksi. Sesudah terjadi perebutan kekuasaan, takhta kerajaan, dipegang oleh Darius Agung. Ketuka Darius wafat pada tahun 486 sM, maka putranya Xerxes mencoba kembali menyerang Yunani. Akan tetapi, bencana demi bencana tejadi dan terus mengalami kekalahan sampai pada akhirnya mereka mundur lewat Anatolia. Xerxes dibunuh dan ia diganti oleh Arthasasta I, putranya, yang secara resmi membersihkan dukungan untuk pembangunan kembali tembok Yerusalem sesuai dengan permohonan Nehemia, seorang Yahudi, juru minum raja. Perang dengan Yunani masih terus berlangsung, meskipun kerajaan Persia tetap berkuasa selama satu abad lagi sampai pada Aleksander Agung, pejuang muda.















GEOGRAFIS PERJANJIAN LAMA

Dengan mempelajari geografis Perjanjian Lama, maka akan memperluas pengetahuan kita tentang latar belakang cerita-cerita di Alkitab. Selain itu, juga dapat memperkaya pemahaman kita terhadap sebuah teks tertentu di Perjanjian Lama. Dunia fisik Perjanjian Lama adalah Timur Dekat Kuno atau Timur Tengah, yang dikenal dengan “kawasan sabit subur”. Daerah itu meliputi antara lain:
    Mesopotamia. Namanya berarti “negara di antara Sungai Tgris dan Sungai Efrat”, sepanjang 6000 mil. Dengan daerah pegunungan sampai pinggiran, sebelah utara dari kawasan ini, yang meluas ke daratan-daratan endapan di Teluk Persia. Daerah Mesopotamia utara adalah tempat asal orang Israel, karena bapa leluhurnya tinggal di daerah Haran, di Paran Aran antara Tigris dan Efrat.
    Asia Kecil/Anatolia. Terletak di barat laut kawasan ini, merupakan daerah pegunungan dan bukit-bukit. Di bagian tengah di kawasan tinggi, yang tandus dan kering terdapat kekayaan alam yaitu berbagai mineral dan biji logam yang merupakan sumber daya alam bagi penduduk setempat. Selama milenium ke-2 sM, bagian tengah daerah ini merupakan tempat tinggal imperium Het. Orang Het terkenal sebagai bangsa militer yang menyewakan diri sebagai tentara bayaran. Mereka juga mengekspor teknologi militer ke seluruh kawasan Timur Dekat.
    Siro-Palestina. Daerah Siro-Palestina merupakan daratan yang menjadi jembatan antara benua Afrika – Asia, yang meliputi negara Sia atau Libanon sekarang. Daerah pantai Siro-Fenesia memiliki keuntungan yang membangkitkan perdagangan maritim dan pelabuhan-pelabuhan utama mereka ada di Sidon, Tirus dan Biblos. Daerah Paslestina atau Kanaan adalah negeri perjanjian untuk umat Ibrani. Namun dengan kehadiran orang Filistin atau suku Kanaan yang tinggal di pedalaman berarti Israel tidak dapat menduduki negeri yang dijanjikan tanpa peperangan.
    Mesir. Dikenal dengan julukan “karunia dari Sungai Nil”, yang terletak di sebelah barat daya Palestina. Dijuluki demikian karena Sungai Nil dianggap dewa orang Mesir karena semua kehidupan bergantung pada sungai ini. Kegiatan pertanian bergantung seluruhnya pada irigasi tanah endapan yang subur yang mengendap sepanjang lembah. Mesir hilir dan Mesir hulu menyatu di bawah pimpinan Firaun (Wangsa Pertama dan Kerajaan Lama). Di periode inilah piramida-piramida besar dibangun. Kerajaan Baru (1570-1085 sM) menyaksikan panggilan Musa sebagai pelepas Ibrani dan peristiwa keluaran dari penawanan di Mesir.  Menjelang akhir abad perunggu, akhir Mesir berhasil menguasai Palestina di bawah pimpinan Ramses II. Inipun terjadi karena perjanjian yang diadakan dengan orang-orang Het. Campur tangan Mesir di Palestinma dilanjutkan oleh Sheshonk I. Pengaruh Mesir terlihat dalam sejarah Ibrani melalui bahasa dan kesusatraan Perjanjian Lama. Pengaruh negatif Mesir terhadap keagamaan Ibrani adalah pengaruh yang menyebar dari pemujaan anak lembu Apis (peristiwa Harun dan lembu emas dalam Keluaran 32 dan penyebaran patung anak lembu Yerobeam dalam 1 Raja-raja 12).
    Semenanjung Arabia. Semenajung ini terbagi dalam tiga daerah geografis: (1) Daerah Barat Laut disebut Arabia dari Petra; (2) Padang gurun Arabia di daerah utara dan tengah; (3) Daerah pesisir selatan atau Arabia yang beruntung. Daerah Transyordan waktu Israel keluar dari Arabia, Petra adalah tempat tinggal beberapa negera dan suku setengah pengembara yang sangat menonjol dalam sejarah Israel. Orang Moab dan orang Amon adalah suku bangsa yang homogen, yang tidak mengizinkan Israel melewati daerah selatan Transyordan, wakti Israel keluar dari Mesir. Akibatnya, mereka tidak diperbolehkan masuk ke dalam jemaat Tuhan. Dua kelompok bangsa yang mengembara di semenanjung Arabia adalah Amalek – orang Edom keturunan Esau dan kelompok orang Midian yang setengah pengembara, adalah keturunan Abraham dan tinggal di Arabia utara.
NEGERI PALESTINA
________________________________________________________________________

Negeri ini mengandung arti “negeri ungu”, yang barangkali diambil dari bahan pewarna ungu yang dihasilkan oleh orang pribumi dari sejenis kerang-kerangan yang banyak terdapat di sepanjang pantai laut tengah. Palestina seringkali disebut sebagai pusat geografis dan teologis dari dunia purbakala. Negeri ini tidak hanya terletak di persimpangan jalan jalur-jalur perdagangan yang penting pada zaman purbakala. Yudaisme, Kekristenan dan Islam juga mengawali keberadaan mereka. Daerah Palestina terbagi dalam:
    Daerah Pantai. Luas kawasan ini adalah 16 sampai 19 mil di Palestina Selatan. Dataran ini menerima lebih dari 75 cm curah hujan setiap tahun dan merupakan hamparan tanah yang subur. Tiga daerah berbeda dikenali sepanjang pantai: Akre (akko), Saron, dan Daratan Filistin. Dari segi geografis, dataran pantai ini tidak memegang peranan penting bagi umat Ibrani selama sejarah Perjanjian Lama.
    Daerah Perbukitan Tengah. Secara historis daerah ini memegang peran penting dalam sejarah Perjanjian Lama. Karena kebanyakan kota-kota Israel menetap di daerah ini dan sebagian besar daerah ini dikuasai oleh kerajaan Ibrani. Daerah yang berbukit-bukit dan daerah yang melandai dengan ketinggian 900-990  menerima curah hujan yang memadai sangat cocok sekali bagi pertanian orang Ibrani.
    Lembah Yordan. Lembah yang berbujur ke Selatan sampai ke Teluk Aqaba dan Laut Mati dan yang membentuk perbatasan timur Palestina. Sungai Yordan mengalir ke selatan dari Gunung Hermon ke danau Hula dan akhirnya bermuara ke Danau Galilea. Dari Danau Galilea ini  Sungai Yordan mengalir ke selatan ke Laut Garam atau Laut Mati. Penduduk di pinggiran daerah Padang Gurun yang kering dan terpencil ini menambang endapan-endapan biji besi dan tembaga yang dijumpai di daerah bukit perbatasan Araba.
    Daerah Tinggi Transyordan. Daerah ini menghasilkan beberapa jenis mineral dan cocok untuk gaya hidup pertanian dan penggembalaan. Daerah Transyordan adalah daerah yang pertama-tama ditinggali oleh orang-orang Ibrani sebagai bagian penaklukan Palestina sesudah peritiwa keluaran. Sepanjang sejarah Perjanjian Lama, daerah ini merupakan daerah ajang pertempuran militer, dengan tujuan menguasai pusat-pusat perdagangan sepanjang jalan raya, raja, dan daerah subur di Gilead, dan Basan suatu komoditi yang sangat bernilai di lingkungan Gurun Pasir.

















JALUR-JALUR PERDAGANGAN
________________________________________________________________________

1.    Jalur Darat

    Ada dua jalan raya internasional yang menghubungkan Mesopotamia dan Mesir. Dua rute yang dikenal yaitu “jalur laut” dan “jalan raya raja”. Jalur laut bermula di Kantir di daerah delta timur Mesir hilir, melintasi semenanjung Sinai sebelah utara sepanjang pantai Negeb dan Yudea. Jalur jalan raya raja menghubungkan Babilonia dengan Mesir memotong gurun Sinai melalui Kadesy-Barnea dan terus melintasi Negeb melalui Edom. Dari jalur tersebut menuju ke Utara melalui Transyordan.

2. Pentingnya jalur-jalur perdagangan
   
Dari segi politik lokasi tersebut membuat umat Ibrani gampang menjadi sasaran serangan kekuatan-kekuatan asing. Karena posisi inilah, maka memaksa Israel untuk berkiprah dalam diplomasi, termasuk mengadakan persekutuan dengan berbagai kekuatan kafir di sekelilingnya. Lokasi Palestina mengandung berbagai implikasi bagi orang Israel di bidang sosial, ekonomi dan agama. Secara ekonomi kemakmuran dan kekayaan berkaitan dengan orang-orang yang bergerak di bidang ini, sehingga membuat mereka menjadi sombong, congkak, dll.






























PENTATEUKH – KITAB TAURAT

Bagian yang pertama dari Perjanjian Lama disebut tora (Taurat). Kata “tora” merupakan nama untuk kelima kitab pertama Perjanjian Lama yakni :

    Genesis. Kata “genesis” berarti “kejadian” (terjadinya). Di dalam bahasa Ibrani disebut Beresyit yang berarti “pada mulanya”, yaitu kata pertama kali dari buku ini. Buku pertama ini disebut Kejadian.
    Exodus. Artinya “keluaran” (perjalanan keluar). Nama Ibrani adalah Eleh Syemot, yang berarti inilah nama-nama. Juga kata ini merupakan kata-kata pertama dari buku ini. Buku kedua ini disebut Keluaran.
    Leviticus. Yaitu kitab orang Lewi. Nama Ibrani adalah Wayyiqra yang berarti “dan dia memanggil”. Juga kata ini merupakan kata pertama dari buku ini. Buku ketiga ini disebut Imamat.
    Numeri. Artinya “bilangan”. Nama Ibraninya Bamidbar yang berarti “di padang gurun”, yaitu kata-kata yang pertama kali dari buku ini. Buku yang keempat ini disebut Bilangan.
    Deuteronomium. Artinya “pengulangan hukum undang-undang”. Nama Ibraninya berbunyi Eleh haddebarim yang berarti “inilah perkataan-perkataan”. Buku yang kelima ini disebut Ulangan.

Kata Taurat berasal dari kata “thora” (hukum, pengajaran, petunjuk) yang diterjemahkan dalam Perjanjian Baru oleh kata Yunani “pentatukh” (Mat. 5:17; Luk. 16:17; Kis. 7:53; 1 Kor. 9:8). Kitab Taurat adalah bagian yang terpenting dari kanon Yahudi. Wibawa dan kesuciannya jauh melebihi kitab Nabi-nabi atau kitab-kitab lainnya.

Kelima kitab Taurat tidak dikarang secara terpisah sehingga masing-masing buku itu berdiri sendiri dan utuh, melainkan setiap kitab itu merupakan bagian dari satu kesatuan yang lebih luas. Boleh dikatakan Taurat merupakan satu karangan besar yang terdiri dari lima bagian atau jilid.

1.    KESATUAN

Berbicara mengenai kesatuan kitab Taurat akan memiliki kerumitan tersendiri sebab struktur dan sumbernya berbeda. Hal itu tersirat dalam sejarah yang membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup kumpulan-kumpulan hukum. Peranan utama kisah ini terlihat dalam kejadian-kejadian Perjanjian Lama yang seringkali dikutip dalam Perjanjian Baru sebagai latar belakang persiapan bagi karya Allah dalam Kristus yaitu urutan karya Allah mulai dari panggilan Abraham hingga pemerintahan Daud.

Von Rad menganggap ringkasan pengakuan tentang karya Allah ini memainkan peranan penting dalam Alkitab (misalnya khotbah Paulus kepada orang-orang Yahudi dalam rumah ibadah Antiokhia, Kis. 13:17-41). Dalam ringkasan khotbah itu dimulai dengan pengakuan tentang apa yang dilakukan Allah sejak Abraham hingga Daud (ay. 17-23), lalu diarahkan langsung pada Yesus Kristus. Tampak bahwa sentral atau pusat dari taurat bahkan keseluruhan Perjanjian Lama adalah Kristus. Paulus menyatakan bahwa sejarah yang mulai dari Bapak Leluhur hingga Daud adalah bagian terpenting dari kisah Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama ada beberapa ringkasan yang sangat mirip dengan itu sebagaimana tampak dalam kitab Taurat Musa itu sendiri (bnd. UI. 6:20-24; 26:5-10). Cerita yang sama diulangi oleh Yosua pada upacara pembaruan perjanjian di Sikhem (Yosua 24:2-13).

Kita dapat memperhatikan pemakaian ringkasan sejarah penyelamatan Allah yang beraneka ragam dalam Taurat antara lain :
    Allah memilih Abraham dan keturunannya (Kis 13:17; Yos. 24:3) dan menjanjikan tanah Kanaan kepada mereka. (Ul 6:23).

    Israel pergi ke Mesir (Kis 13:17; Yos.24:4) dan hidup dalam pergolakan (Ul. 6:21; 26:5), lalu Allah membebaskan mereka dari perbudakan itu (Kis. 13:17; Yos. 24:5-7; Ul. 6:21-22; Ul. 26:8).

    Allah membawa Israel ke tanah Kanaan sebagaimana yang telah dijanjikannya (Kis. 13:19; Yos. 24:11-13; Ul. 6:23; 29:9).

Dengan demikian tulang punggung kelima kitab Taurat menyatukan unsur-unsur antara lain: janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.

2. KEANEKARAGAMAN

Apabila kelima kitab Taurat dibaca dan diteliti secara cermat, maka akan tampak bahwa di samping kesatuan tujuan, rencana dan susunan yang jelas, maka terdapat keanekaragaman yang rumit dan mencolok. Hal inilah yang memunculkan berbagai pandangan dan teori di antara para ahli, misalnya teori sumber. Di antara para ahli itu acapkali Taurat dianggap berasal dari beberapa abad setelah Musa, sehingga sedikit sekali mengandung keterangan sejarah yang asli. Gagasan-gagasan dan kebiasaan-kebiasaan teologis serta keagamaan yang tercatat di dalamnya dianggap berasal dari abad-abad kemudian. Wellhausen misalnya, memandang Taurat sebagai hasil karya masa pembuangan dan sesudahnya atau berasal dari periode jauh setelah Musa. Ini berarti Taurat hanya dianggap sebagai titik awal sejarah Yahudi dan bukan sejarah Israel kuno.

Bukti sastra tentang keanekaragaman.

Apabila kita meneliti sifat sastra dari kelima kitab Taurat, maka akan memunculkan berbagai pertanyaan, antara lain: apakah Taurat merupakan kitab hukum atau kitab sejarah? Tampaknya jika kita melihat lebih teliti akan jelas bahwa Kitab Taurat sama sekali berbeda dengan kitab undang-undang lain di dunia kuno maupun modern. Kisah sejarah sering menyelingi kumpulan hukum-hukumnya. Riwayat permulaan bapak leluhur menjadi pengantar kepada hukum Musa. Fakta ini menyebabkan munculnya sifat ganda atau dualisme. Sifat ganda ini harus dikenali untuk menyelidiki asal usul Taurat. Allah tidak hanya menyusun suatu undang-undang atau membebaskan suatu bangsa melalui karya penyelamatan-Nya, melainkan Ia melakukan keduanya baik pembebasan dan hukum. Dia memilih satu bangsa dan mengikat bangsa itu dengan diri-Nya dalam hukum perjanjian, dengan demikian Taurat memiliki sifat ganda yakni suatu kisah yang diselingi berkas-berkas materi hukum.

    Keanekaragaman sastra lainnya menjadi nyata sesudah kita menyelidiki teks Taurat dengan seksama:
    Baik kisah maupun hukum yang terdapat di dalamnya tidak mempunyai kesinambungan dan keteraturan yang jelas. Misalnya tidak ada urutan antara Kej. 4:26 dan 5:1. Kej. 2:4b sampai 4:26 justru memutuskan alur cerita Kej. 1:1 sampai 2:4a; 5:1-dst. Juga ada ketidaksinambungan antara Kej. 19:38 dan 20:1. Hal yang sama terjadi dengan Kel. 19:25 dan 20:1. Sebenarnya Dasa Titah, jelas tidak bersambung dengan kisah yang diceritakan dalam 19:1-25; 20:18-21, sehingga akhirnya hukum-hukum tidak dikelompokkan dalam susunan yang logis.

    Mengingat fakta-fakta tersebut tidaklah mengherankan bila terdapat perbedaan penting dalam perbendaharaan kata, susunan kalimat serta komposisi umum dari berbagai bagian kitab Taurat bnd. dengan Kitab Imamat dan Kitab Ulangan.


    Selanjutnya adalah penggunaan nama-nama ilahi Yahwe (TUHAN) dan Elohim (ALLAH) secara bergantian. Meskipun salah satu nama itu sering dipakai tanpa alasan yang jelas, namun sejumlah pasal atau nats-nats tertentu khususnya dalam Kitab Kejadian memakai salah satu nama itu secara menonjol. Dan terlihat pula adanya hubungan antara nama-nama yang dipilih dengan konsep teologis maupun sifat sastra yang khas dari bagian-bagian tersebut.

    Pengulangan bahan-bahan dalam kitab Taurat menimbulkan masalah yang rumit misalnya : dua kali Abraham mengambil resiko atas kehormatan Sarai dengan berkata bahwa ia adalah saudara perempuannya (Kej, 12:20); perbuatan Isak juga sama (Kej. 26:6-11). Nama Bersyeba (sumur sumpah) tidak saja mengingatkan perjanjian antara Abraham dan Abimelek (Kej. 21:22-31), tetapi juga antara persekutuan antara Isak dan Abimelek (Kej. 26:26-33). Dalam Kej. 28:19; 35:7, Yakub mengubah nama Lus menjadi Bethel. Akan tetapi dalam Kej. 28:10-19, ia berbuat demikian dalam perjalanannya ke Padan-Aram pada waktu Allah memperlihatkan diri-Nya kepadanya, sedangkan dalam Kej. 35:9-15 ia berbuat demikian dalam perjalanan dari Padan-Aram pada waktu Allah berfirman kepadanya (Kej. 35:13,15). Nats tentang halal dan haram dalam Imamat 11:1-47 diulangi dalam Ul. 14:3-21. Dan mengenai budak-budak diulangi sebanyak tiga kali (Kel. 21:1-11; Im. 25:39-55; Ul. 15:12-18).

Bukti positif mengenai pengarang dan sumber

    Taurat adalah sebuah karya anonim, yang sama sekali tidak memberikan petunjuk tentang pengarangnya. Musa tidak disebut sebagai pengarangnya, begitu pula orang lain. Perlu diperhatikan bahwa tidak adanya nama semacam ini merupakan hal yang umum dalam kebiasaan Perjanjian Lama pada khususnya dan karya sastra pada umumnya.

    Namun, meskipun anonim, Taurat memberi petunjuk bahwa penulisnya adalah Musa. Secara sambil lalu disebutkan bahwa Musa diperintahkan untuk menulis, atau benar-benar menulis fakta-fakta sejarah (Kel. 17:14; Bil. 33:2), hukum-hukum atau bagian-bagian hukum (Kel. 24:4; 34:27a) dan sebuah syair (Ul. 31:22). Jadi, Kitab Suci menyebut juga kegiatan Musa dalam menulis cerita, hukum dan syair. Bahkan penelitian yang seksama menghasilkan pola yang menarik (lihat Thompson 1970:hlm. 2 dst.) :

    Kitab-kitab sesudah masa pembuangan (Tawarikh, Ezra, Nehemia, Daniel, dll.) sering mengacu pada Taurat sebagai teks tertulis yang mempunyai otoritas; mereka menimba semua undang-undang dalam Taurat. Di sinilah sebutan “Kitab Musa”  terdapat pertama kali.

    Kitab-kitab pertengahan (yaitu kitab-kitab sejarah sebelum masa pembuangan, Yosua, I-II Samuel,I-II Raja-raja) sangat jarang menyebut kegiatan Musa. Semua acuan yang ada tentang itu menunjuk pada Kitab Ulangan.

    Kitab-kitab awal (yaitu kitab-kitab para nabi sebelum masa pembuangan) tidak menyebutkan apa-apa tentang kegiatan tersebut (lihat Thompson 1970:hlm. 2 dst.).Bukti ini memberi petunjuk bahwa ada pertumbuhan tradisi. Pertumbuhan tradisi yang berkesinambungan terlihat lebih jauh dalam Perjanjian Baru yang menyebut seluruh Taurat sebagai “hukum” atau “kitab Musa” (Mrk. 12:26; Luk. 2:22; Kis. 13:39) atau Musa saja (Luk. 24:27). Sedangkan seluruh Perjanjian Lama disebut saja sebagai “Musa dan para nabi” (Luk. 16:29).

Dampak fakta-fakta itu

Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari data tentang sumber dan perkembangan Taurat ? Dalam hal ini orang harus membiarkan Alkitab berbicara dan tidak menentukan lebih dahulu jenis sastranya atau teologi yang diajarkannya. Bersamaan dengan itu, teori tentang sumber dan perkembangannya harus diterima sebagai teori-teori yang bersifat sementara, dengan tetap terbuka terhadap perubahan dan modifikasi setelah diperoleh lebih banyak pengertian.

Ada dua hal yang harus ditekankan berdasarkan penelitian bukti-bukti teks dan tradisi:
    Sumber Alkitab dan berbagai aliran tradisi mengatakan bahwa Musa menulis kisah, hukum dan syair. Dengan demikian peranan Musa dalam pembentukan Taurat tidak dapat disangkal. Tradisi yang menyebut Musa sebagai pengarang Taurat dapat dipercaya.

    Keanekaragaman teks dan penyebaran serta pertumbuhan bukti tentang sumbernya, harus diperhitungkan.

Teori sumber-sumber berusaha mengidentifikasikan empat sumber utama di  balik teks Taurat yang ada sekarang, yaitu :

    Sumber Yahwis (J), dari bahasa Jerman Jahweh) berasal dari Yehuda kira-kira tahun 950-850 sM dan terdapat dalam Kitab Kejadian hingga Kitab Bilangan.

    Sumber Elohis (E) berasal dari kerajaan utara, kira-kira tahun 850-750 sM dan juga terdapat dalam Kitab Kejadian hingga Kitab Bilangan. Lalu J dan E digabungkan menjadi kisah gabungan (JE) beberapa waktu setelah kejatuhan kerajaan utara pada tahun 721 sM.

    Sumber Deuteronomis (D) secara garis besar mencakup Kitab Ulangan ditambah banyak bagian “kerangka” sejarah yang terdapat dalam Kitab Yosua hingga Kitab II Raja-raja. Sumber D biasanya dianggap mencapai bentuk akhirnya di bawah pemerintahan Raja Yosia dan ditemukan di rumah ibadat sebagai kitab hukum (2 Raj. 22:3-33; 25, tahun 621 sM). Sumber ini ditambahkan pada sumber JE, membentuk JED.

    Sumber Imamat (P) berasal dari masa pembuangan atau tidak lama sesudah itu (abad ke-6 sampai ke-5 sM) dan mengandung bagian-bagian kisah, silsilah dan bahan-bahan mengenai upacara dan ibadat dalam kisah Kejadian hingga Kitab Bilangan. Tetapi, P terutama mengumpulkan hukum-hukum dalam kelima kitab Taurat yang berasal dari beberapa masa dalam sejarah Israel. Sumber ini digabungkan dengan yang lain-lain dan membentuk JEDP hingga menjadi bentuknya yang sekarang oleh kaum imam tersebut.

3.    KEUTAMAAN KESATUAN STRUKTURAL

Meskipun penelitian ini telah memperlihatkan kelima kitab Taurat sebagai hasil karya sastra yang rumit, yakni sebuah karya gabungan dengan sejarah penurunan dan pertumbuhan yang panjang serta rumit, namun yang jauh lebih penting ialah bahwa Taurat menunjukkan kesatuan dalam strukturnya. Bagaimanapun proses penurunan dan pertumbuhan yang terjadi atau kapan susunan itu akhirnya mencapai bentuknya yang sekarang, siapa pengarang atau para pengarang yang pada akhirnya menjalinnya sebagai kisah sejarah yang agung sebagaimana adanya, niscaya yang jauh lebih penting ialah hasil akhir itu sendiri. Kesatuannya yang terbentuk dari bagian-bagiannya dan dijalin secara kreatif dan kuat, pastilah jauh lebih penting daripada sumber-sumber yang kita duga ada oleh karena kerumitannya. Analisis dan kritik sastra tidaklah membahayakan penegasan Alkitab bahwa kata-kata dan perbuatan-perbuatan yang diceritakannya berasal dari Allah sendiri, ataupun membahayakan nilai-nilai rohani penyataan Allah dalam Perjanjian Lama. Justru yang lebih berbahaya ialah bilamana analisis demikian menjadi perhatian ahli-ahli Alkitab sehingga mereka mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan yang lebih utuh dan menyeluruh. Lebih berbahaya bila mereka cenderung menjadikan kelima kitab Taurat sebagai fragmen-fragmen yang tidak saling berhubungan sehingga hilanglah pemahaman akan kesatuan yang terkandung di dalamnya.
Kecenderungan yang muncul akhir-akhir ini dalam penelitian Perjanjian Lama makin mengakui fakta ini. Di satu pihak diakui bahwa penelitian Perjajian Lama telah mencurahkan perhatian sepenuhnya ke arah sastra diakronik (yaitu ke arah situasi sejarah dari teks dan rekonstruksi sumber serta proses penyebarannya) daripada ke arah analisis sinkronik (yaitu penafsiran dan arti teks itu sendiri). Sebenarnya dapat dikatakan bahwa sebagian besar penelitian Perjanjian Lama didasarkan pada prinsip bahwa teks (satu-satunya data obyektif yang tersedia) hanya dapat ditafsirkan dan dipahami dengan tepat setelah dan berdasarkan penelitian terhadap proses pembentukannya, sekalipun proses itu akan selalu bersifat dugaan saja. Sekarang banyak penelitian Perjanjian Lama beralih ke arah analisis, deskripsi dan evaluasi teks yang ada sebagai tujuan akhir, bukan sebagai alat semata-mata untuk menafsirkan asal mulanya. Ada juga perkembangan penelitian kanonik, yaitu penelitian atas bentuk dan fungsi teks Alkitab dalam bentuk yang diyakini umat percaya sebagai kitab suci mereka. Penelitian ini mengemukakan argumentasi untuk “alternatif pascakritik” (Childs, 1979:hlm. 127), yang selain memperhatikan hasil penelitian kritis-historis secara sungguh-sungguh, juga berusaha menetapkan peranan bentuk kanonik Alkitab dalam kepercayaan Israel. Dalam pandangan ini, maka “pembentukan kelima kitab Taurat menjadi tolok ukur pemahaman Israel atas imannya sebagai Taurat. Bagi para penyunting Alkitab, kelima kitab pertama menjadi dasar hidup bangsa Israel di bawah Allah dan memberikan norma kritis mengenai bagaimana tradisi Musa harus dipahami oleh umat perjanian itu” (hlm. 131-132).
Akibatnya, metode dan prosedur dasar di sini membiarkan kelima kitab Taurat sebagaimana adanya, yaitu karya akhir dari kesaksian Israel tentang apa yang dilakukan Allah bagi mereka pada masa para bapak leluhur dan Musa, yaitu masa pembentukan yang kreatif dari kehidupan dan ibadat mereka.












































KITAB-KITAB SEJARAH
________________________________________________________________________

    Sejarah yang diceritakan dalam kitab-kitab ini mulai dari orang Israel masuk Kanaan hingga pertengahan masa pembuangan di Babel antara 1400-550 BC. Dalam kitab sejarah ini ada 4 bagian, antara lain:

1. Yosua        :Pendudukan Palestina oleh orang Israel.
2. Hakim-hakim    :Bahwa penaklukan tanah Kanaan tersebut masih belum selesai.
3. 1 & 2 Samuel    :Diperlihatkan tentang masa peralihan dari pemerintahan para hakim kepemerintahan raja-raja.
4. 1 & 2 Raja-raja    :Diperlihatkan tentang zaman kerajaan sampai dengan pembuangan ke Babel.

Tema

1.    Tentang Kerajaan
Pembentukan kerajaan/monarkhi pada mulanya dinilai oleh penulis kitab nabi-nabi terdahulu ini sebagai kurang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebab Israel sebenarnya menganut pemerintahan theokrasi di mana Allah sebagai raja Daud sebagai raja turun temurun di kerajaan Yehuda. Dalam 2 Samuel 7. Tuhan memberikan sebuah janji bahwa keluarga dan kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya.
2.    Firman Tuhan
Penulis sangat memperhatikan para nabi, seperti Debora, Nathan, Gad, Ahia, Mikha, Elia, Elisa. Peranan nabi cukup penting, mereka adalah orang yang berkuasa dan berwibawa karena mereka sendiri dikuasai oleh Firman Tuhan yang mengarahkan seluruh sejarah Israel.
3.    Bait Suci di Yerusalem
Dari awal Kitab 1 Samuel dapat dilihat perhatian khusus terhadap Tabut Perjanjian Tuhan yang dibawa dari Silo ke Filistin, kembali lagi ke Kiryat-Yearim dan akhirnya dibawa ke Yerusalem. Raja Daud sangat berhasrat mendirikan rumah bagi Tabut tersebut namun kenyataannya baru terlaksana ketika pemerintahan Salomo dengan pendirian Bait Suci.
4.    Hal Ibadah
Ibadah merupakan ukuran/standar bagi setiap orang raja. Gagal atau berhasilnya, baik atau jahatnya seorang raja di Israel dapat dilihat melalui standar ini. Kenyataan menunjukkan bahwa raja-raja Israel kebanyakan yang gagal dalam hal ibadah. Misalnya Yerobeam yang memerintah di Israel Utara, mendirikan tempat penyembahan di Betel dan Dan. Dan mereka meneruskan penyembahan ini dianggap gagal. Sementara itu di Yehuda juga kebanyakan raja-rajanya gagal untuk mempertahankan ibadah yang murni dengan alasan politik, selain Hizkia dan Yosia.






NABI DALAM PERJANJIAN LAMA
________________________________________________________________________

Nabi adalah seseorang yang menerima panggilan khusus dari Tuhan dan yang bertindak sebagai perantara Tuhan dan manusia. Pembahasan mengenai nabi selalu hangat di setiap periode sejarah manusia. Nabi dijumpai dalam banyak agama, misalnya: Kristen, Islam, Hindu, Budha, Aliran Kepercayaan, dan agama lainnya. Kehadiran nabi dalam sejarah Israel mendapat tempat penting di antara tokoh lain seperti imam, raja, hakim, orang bijaksana, para tua-tua dan para pemimpin lainnya.

Siapakah Nabi itu?
Istilah umum yang dipakai untuk nabi di Israel adalah “abdi Allah” dan “hamba-Nya”. Istilah “abdi Allah” menggambarkan bagaimana nabi-nabi dipandang oleh sesamanya. Gelar “abdi Allah” ini pertama kali dipakai bagi Musa (Ul 33:1) dan gelar ini umumnya dipakai hingga masa kerajaan (1 Sam 2:27; 9:6; 1 Raj 13:1). Gelar “abdi Allah” itu dimaksud untuk mengungkapkan perbedaan sifat antara nabi dan orang lain (2 Raj 4:9). Selain “abdi Allah” gelar lain untuk nabi-nabi adalah “hamba-Nya”, “hamba-Ku”, “hamba-Mu”. Gelar “hamba Allah” dipergunakan untuk menyapa nabi, tetapi Allah sering menyebut nabi dengan gelar “hamba-Ku” (2 Raj 7:13, 23; 21:10; 24:2; Ezr 9:11; Yer 7:25). Gelar kedua ini diungkapkan dalam hubungan antara nabi dengan Allah (Yos 1:1-2) dan pertama kali digunakan oleh Musa. 
Sehubungan dengan gelar atau sebutan nabi itu maka perlu dilihat teks kata kerja Ibrani yang biasa dipakai untuk nabi. Secara umum ada tiga istilah yang lazim digunakan antara lain navi, ro’e dan khaza. Istilah pertama yang dipakai ialah kata navi.  Kata nabi sebenarnya telah lama menjadi bahan perdebatan di antara para ahli. Kata itu biasanya dihubungkan ke suatu akar kata Akkad, yaitu kata kerja naba yang artinya “bernubuat”, “seorang yang dipanggil,” atau “seorang yang memanggil.”  Kata itu mendominasi istilah lain untuk nabi dalam teks Ibrani.  Kata bendanya adalah navi “orang yang bernubuat,” kata ini misalnya dipakai kepada Musa atas nama Allah. Kata yang sama juga dipergunakan kepada Abraham (Kej 20:7).
Istilah kedua yang dipergunakan untuk menunjuk nabi adalah kata ra’a.  Kata ra’a hanya dijumpai dalam kebudayaan Moab dan Israel.  Dalam tradisi kenabian Israel kata itu banyak dijumpai sebagaimana terungkap dalam kesaksian nabi-nabi seperti yang tampak dalam ungkapan, “aku melihat …”; misalnya: Bileam (Bil 22:9); Mikha bin Yimla (1 Raj 22:17,19), Yesaya (Yes 6:1); Amos (Am 9:1; 7:8; 8:2); Yeremia (Yer 4:23-26; 1:11-13); Yehezkiel (Yeh 1:1,4; 8:2); Zakharia (Zak 1:8; 2:1) dan Daniel (Dan 8:2). Selain itu, ada kalanya nabi-nabi mengaku “inilah yang diperlihatkan Tuhan kepadaku” misalnya; Elisa (2 Raj 8:10,13); Amos (Am 7:1,4,7; 8:1); Yeremia (Yer 24:1); Zakharia (Zak 3:1); nabi-nabi juga dikatakan sebagi orang yang mendapat penglihatan (Ibr. mara), Samuel (1 Sam 3:15) dan Yehezkiel (Yeh 1:1; 8:3). Tampak di sini bahwa sudah sepantasnya nabi-nabi disebut sebagai pelihat (Ibr. ro’e). Sejak abad kedelapan sebelum Masehi umumnya kata ra’a dipakai untuk sebutan nabi (1 Sam 9:9). 
Istilah ketiga yang digunakan dalam Alkitab adalah kata khaza beserta kata turunannya untuk nabi-nabi yang berarti “melihat penglihatan”.  Bileam, misalnya melihat penglihatan (Bil 24:3-4:15-16); Samuel melihat penglihatan-penglihatan (Ibr. khazon) (1 Sam 3:1); Yesaya melihat penglihatan yang dikumpulkan dalam satu gulungan berisi nubuat-nubuat (Yes 1:1). Pada zaman pembuangan nabi-nabi tidak menerima penglihatan dari Tuhan (Rat. 2:9), sebab para buangan tidak percaya terhadap penglihatan yang dilihat oleh Yehezkiel (Yeh 12:27). Di sini tampak bahwa istilah khaza atau ‘pelihat’ (2 Sam 24:11; Am 7:12; Yes 29:10; 30:10) adalah sebutan untuk seorang nabi.
Dalam Perjanjian Lama, penggunaan kata kerja ra'a dan khaza hampir sama dengan kata benda turunannya, yang biasanya digunakan sehubungan dengan pengalaman nabi yaitu “melihat”. Kata ra’a diambil dari bahasa sehari-hari (Kej 13:15) sedangkan khaza tampaknya menunjuk pada ucapan beradab (mis. memandang) yang mungkin diambil alih dari bahasa Aram.  Kedua kata ra’a dan khaza dapat disejajarkan: keduanya dipakai untuk ramalan (Za 10:2; Yeh 21:21), yang dimiliki bersama navi (Mi 3:11); keduanya dipakai untuk pengamatan terhadap arti kejadian-kejadian (Mzm 46:8; Yes 5:12) dan akan penafsiran watak (Mzm 11:4,7; 1 Sam 16:1); keduanya dipakai untuk penglihatan Allah (Mzm 27:4; Yes 6:5) dan bagi keaktifan kenabian (Yes 1:1; Yeh 13:3). Selanjutnya dalam Yesaya 29:10, navi dan khaza dipergunakan sejajar; dalam Yesaya 30:10 ro’e dan khaza sejajar; dalam Amos 7:12, Amazia menyapa Amos dengan khoze; sementara Yehezkiel 13:9 kata navi menjadi pelaku kata kerja khaza. 
Akhirnya, ketiga istilah navi, ro’e, dan khaza menunjukkan tugas nabi sebagai perantara Tuhan dengan manusia. Kata-kata itu kadang-kadang dipakai sejajar, namun tujuannya adalah mengungkapkan bagaimana nabi meresponi tugas dan panggilannya.


KORBAN-KORBAN DALAM PERJANJIAN LAMA

KURBAN    TUJUAN    JENIS PERSEMBAHAN    SIFAT KURBAN    TINDAKAN PEMBAWA    TINDAKAN IMAM
1 Ola
Kurban Bakaran
Im. 1:3-17; 6:13    Menebus dosa umum yang tidak disengaja    Ternak jantan tanpa cacat atau dua ekor merpati    Dibakar habis    Membawa kurban
Meletakkan tangan di atas kepala hewan
Menyembelih, menguliti, memotong    Menerima kurban
Mmencurahkan darah di sekitar mezbah
Meletakkan potongan hewan dalam atas api
Mencuci isi perut dan kaki
2. Khattat
Kurban penghapusan dosa    Menebus dosa khusus yang tidak disengaja    Imam: lembu jantan muda
Jemaat: lembu jantan muda
Pemuka: kambing jantan
Orang miskin: dua ekor burung
Amat miskin: tepung    Bagian lemak dibakar, sisanya dimakan    Membawa kurban (tua-tua membawa kurban atas nama jemaah)    Menerima kurban
Mencurahkan daranya di sekitar mezbah
Membakar lemak dsb. Memakan daging
Jika dosa imam termasuk juga, membakar .bagian korban di luar perkemahan.
3. asyam
Kurban penebus salah
Im. 5:14-6:7
Im. 7:1-16
    Menebus dosa tidak disengaja dengan ganti rugi    Sama seperti kurban penghapus dosa ditambah dengan ganti rugi    Sama seperti kurban penghapus dosa    Lebih dahulu mengganti rugi lalu sama seperti kurban penghapus dosa    Sama seperti kurban penghapus dosa
4. Minkha
Kurban sajian
Im. 2:16
Im. 6:14-23    Memohon agar Allah berkenan    Tepung halus roti bundar atau tipis atau hulu hasil dengan minyak, kemenyan, garam tanpa ragi dan madu    Sebagian (Azkara) dibakar    Membawa kurban
Mengambil segenggam    Membakar segenggam
Imam dan anak-anaknya memakan selebihnya

5. Syelamim
Kurban keselamatan
Im. 3:1-17
&:11-21, 28-36    Mengucap Syukur    Ternak jantan atau betina tanpa cacat    Bagian lemak dibakar, sisanya dimakan    Membawa kurban
Meletakkan tangan di atas kepala
Menyembelih, menguliti, memotong    Menerima kurban
Mencurahkan darah di sekitar mezbah
Membakar sisanya
6. toda
Kurban syukur    Atas berkat yang diterima            Memakan selebihnya (pada hari yang sama atau keesokan harinya)    Memakan selebihnya
7. Neder    Kurban nazar    Atas pemenuhan nazar               
8. Nedaba
Kurban sukarela    Dari hati yang bersuka cita               




KITAB KEJADIAN


THEMA   
BAGIAN KITAB
   
POKOK PENTING
   
FOKUS   
TEMPAT   

WAKTU
PENCIPTAAN    1-2
   



UMAT MANUSIA   



HISTORIS 4 PERISTIWA   



DARI EDEN KE UR-KASDIM   



LEBIH DARI 200 TAHUN
KEJATUHAN    3-5
               
AIR BAH    6-9
               
BANGSA-BANGSA    10-11

               
ABRAHAM    12-24
   



UMAT IBRANI   



BIOGRAFIS 4 ORANG   



DARI KANAAN KE MESIR   



KIRA-KIRA 350 TAHUN
ISHAK    25-26
               
YAKUB    27-36
               
YUSUF    37-50
               





KITAB KELUARAN


THEMA   
BAGIAN KITAB
   
POKOK PENTING
   
FOKUS   
TEMPAT   
WAKTU
KEBUTUHAN UNTUK PEMBEBASAN
    1:1-1:22   

PENINDASAN   



PEMBEBASAN DARI MESIR   



MESIR   



430 TAHUN
PERSIAPAN UNTUK PEMBEBASAN
    2:1-4:31               
PEMBEBASAN ISRAEL
    5:1-15:21   
PEMBEBASAN       
PADANG GURUN   

2 BULAN
PEMELIHARAAN ISRAEL
    15:22-18:27               
PENYATAAN PERJANJIAN
    19:1-31:18   


PENGAJARAN   


PENYATAAN DARI TUHAN

   


GUNUNG SINAI
   


10 BULAN

TANGGAPAN ORANG ISRAEL TERHADAP PERJANJIAN
    32:1-40:38               





KITAB IMAMAT


THEMA   
BAGIAN KITAB
   
POKOK PENTING
   
FOKUS   
TEMPAT   
WAKTU
HUKUM-HUKUM KORBAN   
1:1-7:38   




CARA MENGHADAP TUHAN   




PENGORBANAN   












GUNUNG SINAI   












KIRA-KIRA SATU BULAN
HUKUM-HUKUM PENYUCIAN IMAM-IMAM   
8:1-10:20               
HUKUM-HUKUM PENYUCIAN BANGSA ISRAEL   
11:1-15:33               
HUKUM-HUKUM PENDAMAIAN NASIONAL   
16:1-17:16               
HUKUM-HUKUM PENGUDUSAN BANGSA ISRAEL   
18:1-20:27   






CARA HIDUP BERKENAN KEPADA TUHAN   






PENGUDUSAN       
HUKUM-HUKUM PENGUDUSAN IMAM-IMAM   
21:1-22:23               
HUKUM-HUKUM PENGUDUSAN DALAM PENYEMBAHAN   
23:1-24:23               
HUKUM-HUKUM PENGUDUSAN DI TANAH KANAAN    25:1-27:34               


ITAB BILANGAN


THEMA   
BAGIAN KITAB
   
POKOK PENTING
   
FOKUS   
TEMPAT   
WAKTU
PENGHITYUNGAN ISRAEL PERTAMA    1:1-4:9   

PERSIAPAN   

GENERASI LAMA   

GUNUNG SINAI   

20 HARI
PENGUDUSAN ISRAEL    5:1-10-10

               
KE KADESY BARNEA    10:11-14:38   
PENUNDAAN   
MAUT   
PADANG GURUN   
38 TAHUN 3 BULAN DAN 10 HARI
KE MOAB    15:1-25:18
               
PENGHITUNGAN ISRAEL YANG KEDUA    26:1-27:23   



PENGHARAPAN BARU   



GENERASI BARU   



DATARAN MOAB   



KIRA-KIRA 5 BULAN
PERATURAN-PERATURAN PENGORBANAN DAN NAZAR    28:1-30:16               
PENGAJARAN TENTANG MASUK KE TANAH KANAAN    31:1-36:13               





KITAB ULANGAN

THEMA    BAGIAN KITAB
    POKOK PENTING
    FOKUS    TEMPAT    WAKTU
PENGULANGAN KEBAIKAN TUHAN BAGII ISRAEL    1:1-4:43
    APA YANG TELAH DIBUAT TUHAN BAGI ISRAEL   
BERSIFAT SEJARAH   


DATARAN MOAB   



KIRA-KIRA 2 BULAN

PENJELASAN 10 FIRMAN
    4:44-11:32   




YANG DIHARAPKAN OLEH TUHAN


   




BERSIFAT HUKUM       

HUKUM-HUKUM UPACARA AGAMAWI
    12:1-16:17               

HUKUM-HUKUM KEWARGANAGARAAN
    16:18-20:20               

HUKUM-HUKUM SOSIAL
    21:1-26:19               

PERJANJIAN DIRATIFIKASI    27:1-28:68   

YANG AKAN DIBUAT OLEH TUHAN   

BERSIFAT NUBUATAN       

PERJANJIAN PALESTINA    29:1-30:20               
PERALIHAN KEPEMIMPINAN    31:1-34:12               


HAKIM-HAKIM DI ISRAEL


HAKIM
   
MASA PELAYANAN   
SEBUTAN
       

Otniel
   
1376-1336   
3:9,11

Ehud
   
1320-1240   
3:15,30

Debora dan Barak
   
1240-1200   
4:4; 5:31

Gideon
   
1197-1157   
6:11; 8:28

Abimelekh
   
1157-2254   
9:22

Tola
   
1154-1131   
10:1,2

Yair
   
1131-1109   
10:3

Yefta
   
1089-1083   
12:7

Ebzan
   
1083-1076   
12:8,9

Elon
   
1076-1066   
12:11

Abdon
   
1066-1058   
12:13,14

Simson
   
1071-1051   
16:30,31




KERAJAAN ISRAEL
                   
Saul    1050-1010   
KERAJAAN BERSATU

Daud    1010-970   
Salomo    970-930   
KERAJAAN TERPISAH (930-586 sM)

RAJA    MASA PEMERIN-
TAHAN    PEMERIN-
TAHAN BERSAMA   
RAJA    MASA PEMERIN-
TAHAN    PEMERIN-
TAHAN BERSAMA

ISRAEL   
YEHUDA
Yerobeam I    931-910        Rehabeam    931-913   
Nadab    910=909        Abiam    913-911   
Baesa    909-886        Asa    911-870   
Ela    886-885               
    885                873-870
Tibni    885-880               
Omri    885-874    885-880           
Ahab    874-853        Yosafat    873-848   
Ahazia
    853-8852        Yoram    853-841    853-848
Yoram    852-841        Ahazia    841   
Yehu    841-814        Atalya    841-835   
            Yoas    835-796   
Yoahas    814-798        Amazia    796-767   
Yoas    798-782        Azarya/Uzia    790-740    790-767
Yerobeam II    793-753    793-782           
Zakharia    753-752               
Salum    752                750-740
Menahem    752-742    752-740    Yotam    732   
Pekahya    742-740               
Pekah    752-732               
Hosea    732-722               




KERAJAAN ISRAEL RUNTUH
PEMBUANGAN KE ASYUR    Ahas    732-716   
    Hizkia    716-687   
696-687
    Manasye    696-642   
    Amon    642-640   
    Yosia    640-609   
    Yoahas    609   
    Yoyakim    609-597   
    Yoyakhin    597   
    Zedekia    597-587   
    KERAJAAN YEHUDA RUNTUH
PEMBUANGAN KE BABEL

KITAB KEJADIAN
________________________________________________________________________
Kitab Kejadian merupakan bagian dari kelima kitab pertama dalam Perjanjian Lama yang biasanya disebut Kitab Musa/Kitab Taurat (Ibrani: Torah artinya hukum, pengajaran) atau Pentateukh (latin artinya kelima kitab). Kelima Kitab ini adalah Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Gereja mengaku bahwa penulis Kitab Taurat ini adalah Musa, karena itu disebut Kitab Musa.

Nama
    Dalam bahasa Ibrani adakalanya menggunakan nama pada kitab sesuai dengan kata pertama dalam kitab itu. Kata pertama yang dipakai dalam Kitab Kejadian adalah beresyit “pada mulanya”. Kata ini ternyata menjiwawi kitab itu sendiri mengingat isi pokoknya adalah asal usul atau kisah penciptaan. Dalam bahsa Inggris diterjemahkan dengan genesis yang berasal dari bahasa Yunani geneseos “permulaan”. Sementara dalam versi Septuaginta dipergunakan toledot “generasi, keturunan” yang kesemuanya dimaksudkan sebagai pengungkapan bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Hal ini dapat disejajarkan dengan “pada mulanya adalah Firman … dan segala sesuatu diciptakan oleh Firman” (Yoh. 1:1,3,10).

Penulis
    Masyarakat Yahudi meyakini bahwa Musa adalah penulisKitab Kejadian. Penanggalan penulisannya tidak dapat ditentukan dengan pasti, pada umumnya para sarjana memperkirakan sekitar abad ke empat belas (kurang lebih tahun 1445-1405 sM)

Struktur Kitab Kejadian:

Kejadian 1
2-5   
6-9
10-11
12-25:18
25:19-26
27-36
37-50    Penciptaan alam semesta
Penciptaan manusia dan kejatuhannya dalam dosa
Kisah Nuh dan Air Bah
Keturunan Sem, Ham dan Yafet serta peristiwa Babel
Kisah Abraham dan kedua anaknya
Kisah Ishak
Kisah Yakub
Kisah Yusuf

Berita inti Kitab Kejadian

1.    Allah itu Pencipta Alam semesta
    Kitab Kejadian menekankan Allah sebagai Pencipta Alam dan Manusia. Berita Firman Tuhan bahwa Allah itu Pencipta sangat penting bagi manusia. Dengan ini mau dinyatakan bahwa tidak ada Allah lain selain Allah Sang Pencipta yang kepadaNya manusia beribadah. Maka dengan pernyataan ini ditiadakan semua kepercayaan-kepercayaan seperti Animisme, Dinanisme, Totemisme, Spritisme, dll. Semua penyembahan berhala disingkirkan.
Aplikasinya :
•    Kita harus meninggalkan semua kepercayaan-kepercayaan yang tidak sesuai dengan Firman Allah.
•    Kita hanya berbakti, bersyukur, menyerahkan diri dan hidup ini kepada Allah dalam Yesus Kristus.

2.    Allah Menciptakan Manusia Secara Istimewa
    Dengan pepberitaan ini, maka Firman Allah mau menekankan akan asal usul manusia. Agar manusia dengan tegas akan keberadaannya, kehadirannya,  tugasnya, tujuan hidupnya dan lain-lain secara dasariah ada di tangan Allah dan bukan ada di tangan manusia. Dengan pernyataan ini juga mau ditekankan bahwa manusia harus hidup bersekutu dan taat serta setia dalam menjalankan misi Allah dalam hidupnya, antara lain menjadi pendengar dan pelaku Firman Tuhan. Di situlah manusia menjadi manusia yang sesuai dengan rencana Allah/jadi gambar dan rupa Allah.
Aplikasi:
•    Allah adalah sumber hidup manusia.
•    Allah yang menentukan hidup manusia.
•    Manusia harus mentaati dengan penuh kesetiaan pada Firman Allah.

3.    Manusia Diciptakan Segambar dan Serupa Dengan Allah
    Pernyataan Firman Tuhan ini menempatkan manusia sebagi hasil karya/ciptaan istimewa Allah. Manusia diberikan derajat yang terhormat, tertinggi diantara ciptaan lainnya. Allah sangat menghargai manusia sebab Allah merencanakan untuk mempercayakan semua ciptaan lainnya kedalam pertanggung jawaban manusia di dalam mengelolanya. Bahkan manusia dijadikan partner kerja khusus yaitu dalam pengembangan prokreasi.
Aplikasinya:
•    Kita harus belajar memberikan penghargaan yang tepat pada diri kita, sebagaimana Allah memeberikan penghargaan tersebut.
•    Kemuliaan manusia berada dalam relasi yang hidup dengan Tuhan dimana Firman Allah diberlakukan dalam dan oleh diri kita lewat ketaatan kita pada Firman Tuhan.
•    Hukum kasih harus kita hayati dan kita wujudnyatakan dalam kehidupan kita yang konkrit/nyata sehari-hari.

4.    Allah Pembimbing dan Pemberi Petunjuk Hidup Manusia
    Allah tidak membiarkan manusia ciptaan-Nya begitu saja, melainkan Allah membimbing, memperingatkan agar manusia dalam menata hidupnya berjalan dalam Firman Tuhan, maka Allah berfirman kepada manusia: “semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya, tetapi pohon pengetahuan tentang baik dan yangjahat jangan kau makan. Sebab pada hari kau makan pastilah kau mati” (Kej. 2:17).
   
    Firman ini bukan untuk menguji tetapi memberikan peringatan dan petunjuk pada manusia mana yang boleh dan mana yang tidak boleh atau mana yang harus dijalankan dan mana yang harus dihindarkan dalam kehidupan nyata ini. Petunjuk Firman Tuhan ini jelas dan tegas. Dengan kata lain melalui pernnyataan Firman Tuhan ini , manusia disadarkan bahwa, berjalan dalam ketaatan sesuai dengan Firman Tuhan adalah kematian. Tekanan di letakkan dihadapan manusia agar manusia pada Firman Allah. Itu kunci relasi yang hidup dan membahagiakan hidup manusia.
Aplikasinya :
•    Percaya dan taat terhadap Firman Tuhan, itulah jalan keselamatan.
•    Percaya dan taat terhadap Yesus Kristus, Sang Firman adalah keselamatan, kebahagian manusia yang benar.

5.    Manusia Gagal Mentaati Firman Tuhan
    Manusia yang diberikan Firman Tuhan dengan jelas dan tegas sebagai bimbingan kehidupan manusia yang nyata, namun ia gagal mentaati dan mempercayai Allah Sang Pencipta dirinya. Kebebasan manusia dalam menentukan pilihan, justru manusia memilih yang berlawanan dengan Firman Allah atau ia tidak mempercayai Tuhan. Ia percaya pada yang bukan Allah, ia percaya pada sang ular (iblis). Ketidakpercayaan manusia telah membuktikan bahwa Allah itu benar dan Iblis itu pendusta dan pembunuh manusia. Sejak dosa masuk, maut menjadi bagian hidup manusia yang integral dan tak dapat dielakkan.

Aplikasinya :
•    Di tengah kehidupan yang banyak godaan ini, kita harus belajar dari kejatuhan Adam dan Hawa bahwa banyak sodoran-sodoran sesuatu yang kelihatannya menguntungkan dan membahagiakan kita harus hati-hati kalau semua sodoran itu berlawanan dengan Firman Tuhan. Lebih baik kita menolak sebab dosa tidak pernah akan membuahkan kebahagiaan kecuali kerugian dan kebinasaan.
•    Ujilah segala sesuatu itu dengan Firman Tuhan, maka itu berarti mau tidakmau kita harus giat belajar Firman Tuhan secara baik.
•    Gereja harus membina dan mendidik jemaat secara berkesinambungan dalam mendalami Firman Tuhan.

6.    Manusia Menerima Hukuman Allah
    Manusia (Adam dan Hawa) begitu jatuh dalam dosa, segera Firman Allah itu mewujud nyatakan dirinya, yakni manusia menerima konsekuensi perbuatannya. Manusia dihukum Allah, di mana kehidupan manusia bukan lagi kehidupan yang nyaman dan segar, berubah menjadi kehidupan yang penuh dengan duri-duri dan puncaknya adalah maut itu sendiri. Manusia tidak dapat memiliki masa depan dengan dirinya sendiri. Hidup manusia menjadi sia-sia, hampa tanpa arti. Yang ada menantikan hidup manusia hanyalah kuasa kematian. Kematian merupakan konsekuensi lansung dari ketidaktaatan manusia terhadap Allah yang berfirman kepadanya.
Aplikasinya :
    Sadarilah bahwa kematian itu bukan nasib, tetapi konsekwensi perbuatan kita yang tidak percaya pada Friman Allah. Maka hidup yang bijaksana kembali kejalan percaya pada Firman Allah?

7.    Ular Manifestasi Setan/Iblis
    Manusia itu bebas terbatas. Allah memberikan kebebasan dan keterbatasan manusia demi kebahagiaan manusia. Batasnya bukan lain dari Firman Tuhan. Artinya manusia menjadi manusia yang benar, bahagia, selamat, dan terhormat selama ia berada dalam batasnya yaitu firman Allah. Kalau ia keluar dari Firman Tuhan maka ia akan celaka atau maut menerkam dirinya. Setan bekerja agar manusia melanggar Firman Allah. Setan membujuk manusia dengan memutarbalikan Firman Tuhan dan pada saat yang sama ia memberikan gambar-gambar/visi-visi palsu yang kelihatan menguntungkan manusia, membahagiakan manusia, kekuasaan yang bakal dinikmatinya, dll. Tetapi sebenarnya setan sedang memutarbalikan kebenaran dengan cara mendustai manusia. Cara itu selalu dipakainya dalam mempengaruhi manusia sampai sekarang ini.

Aplikasinya :
Ketaatan serta kesetiaan serta percaya Firman Tuhan yang bermanifestasi dalam diri Yesus Kristus itu jalan satu-satunya menentang setan. Dalam Kristus Yesus Allah mengembalikan yang hilang dari diri kita sebab dalam Kristus Allah memberlakukan: (a) pengampunan dosa, (b) penebusan dan penyelamatan menjadi bagian mutlak manusia kembali.

8.    Allah Menjanjikan Keselamatan
    Kasih Allah diberitakan pada saat manusia jatuh dalam dosa, bahwa Allah memberitakan janji keselamatan bagi manusia. Keja. 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini, antara keturunanmu dengan keturunannya, keturunannya akan meremukan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 4:4 dan Kej. 22:8).
   
    Janji keselamatan ini biasanya disebut Injil tertua. Janji keselamatan ini digenapi oleh dan dalam diri Yesus Kristus, Juruselamat manusia. Berita inti kejadian ini menjadi sangat penting sampai hari ini. Bahwa ada kabar kesukaan bagi manusia yang berdosa di mana Allah memberitakan berita pengampunan dosa sebagai tanda kasihNya terhadap manusia dalam Kristus Yesus. Injil ini membuka kebinasaan diganti kehidupan, dosa diampuni dan tidak ada harapan diberikan pengharapan dll.

Aplikasinya :
•    Percayalah dan sambutlah Injil Kristus selama hidup diberikan atau dikaruniakan Allah kedalam diri kita.
•    Kabarkan Injil Kristus lewat hidup kita baik dengan perkataan, perbuatan dan pikiran.

9.    Tentang Kerja
Inti berita Kejadian juga menempatkan manusia sebagai  manusia pekerja bukan sebagai manusia penganggur. Kerja merupakan hakekat manusia yang diberikan Allah dalam diri manusia. Kerja itu mulia sebab dengan bekerja kita menggenapi tugas panggilan kita sebagai gambar Allah. Sebaliknya kita lihat bahwa pengangguran akan merusak hakekat diri manusia.

Aplikasinya :
•    Kita harus menghargai kerja yang mengangkat harkat dan hakekat diri kita.
•    Kembangkan potensi yang dikaruniakan dalam diri kita semaksimal mungkin, agar kita dapat bekerja sebagaimana mestinya.
•    Kerja juga dipengaruhi dosa sehingga kerja juga membutuhkan berkat karunia Tuhan dalamnya supaya kerja menjadi positif dan tidak destruktif baik bagi diri kita, sesama kita atau bagi iman kita.

10.    Tentang Istirahat
    Kerja itu hakekat manusia, tetapi kerja tidak boleh memperbudak manusia. Manusia harus jadi Tuan atas kerja dan bukan sebaliknya kerja jadi tuan atas manusia. Istirahat itu diberikan dan diperintahkan Allah kepada manusia agar hidup itu dinikmati secara wajar oleh kehidupan manusia. Sebab hidup manusia tidak hidup seorang diri, tetapi ada banyak bentuk kehidupan manusia yang membutuhkan istirahat. Istirahat untuk mengembalikan kesegaran, kesehatan dan kenikmatan serta kebahagiaan hidup manusia itu sendiri.
Aplikasinya :
Janganlah kita bekerja kelewatan atau melampaui batas, sehingga kita kwcanduan kerja. Kita hidup bukan untuk kerja, tetapi kit akerja untuk mewujudkan hidup.

11.    Tentang Pernikahan
    Kitab Kejadian juga menggaris bawahi bahwa kehidupan manusia itu bukan untuk diri sendiri melainkan kehidupan manusia itu kehidupan sosial. Atau hidup dalam bermaysarakat dan membantu masyarakat. Dalam rangka ini Allah menciptakan manusia itu terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan tujuan agar laki-laki dan perempuan tidak hidup seorang diri, melainkan Allah memberikan kesempatan bagi manusia untuk hidup berumah tangga, di mana ada jiwa yang saling menolong, saling melengkapi, saling memwujudkan kemanusiaannya dan bisa menjadi patner Allah dalam prokreasi. Wadah pernikahan menjadi wadah kehidupan legal suami-istri. Pernikahan menjadi rencana Allah, sehingga pernikahan bukan menjadi “mainan”. Pernikahan itu harus dihayati, dihargai dengan penuh tanggung jawab sejalan dengan Firman Allah.

Aplikasinya :
•    Kita harus memahami secara mendalam Firman Tuhan tentang hubungan dalam pernikahan ini, agar kita berjalan dalam Firman Tuhan sebagai sumi-istri.
•    Pernikahan adalah peristiwa dalam kehidupan manusia yang begitu mulia dan suci, maka kita harus menyadari kesucian pernikahan ini secara benar sehingga segala bentuk penyelewengan dalam pernikahan dihindari.

12.    Tentang Pemilihan Manusia
    Kitab Kejadian mengajarkan kepada kita bahwa dalam rangka penyelamatan umat manusia Allah merencanakan dan mempersiapkan kedatangan Juru selamat. Dalam rangka inilah Allah memilih manusia sebagai persiapan Injilnya. Pemilihan ini dijalankan berdasarkan kehendak Allah sendiri. Dengan perkataan lain bukan berdasarkan manusia itu sendiri. Manusia tidak memiliki kebenaran, kesucian, kemuliaan sebab semua telah dikuasai dosa.
    Pemilihan adalah pewujudnyataan kasih dan kemurahan Allah, sehingga merupakan karunia Allah saja. Dengan kerangka berpikir seperti itu, Kitab Kejadian menempatkan Abraham, Nuh, Yakub, Yusuf, dll. Sebagai orang-orang yang menerima kasih ahaba (kasih pilihan Allah). Persiapan Allah nampak dari individu, keluarga, lalu bangsa Israel dan terus meluas ke arah bangsa-bangsa atau gereja.
    Semua manusia yang dipilih Allah tidak boleh menempatkan dirinya secara berlebihan, sehingga nanti jatuh dalam kesombongan dan masuk kembali kdalam dosa. Melainkan kita harus bersyukur dan memuji Allah karena kasih karunia yang luar biasa memberikan kepada kita kesempatan untuk hidup bersekutu dalam Allah.

Aplikasinya :
•    Kalau kita sekarang dapat menajadi orang percaya, itupun karena kasih karunia Allah saja, bukan karena kelayakan diri kita. Sikap yang baik adalah wujudkanlah tugas panggilan Allah dalam hidup kita untuk menyaksikan kasih Allah yang luar biasa ini kini terjadi dalam diri Yesus Kristus.
•    Nyatakanlah iman lewat perbuatan, sehingga semua tidak tinggal dalam kata-kata, melainkan nampak dalam kenyataan hidup sehari-hari. Hidup kita juga mampu menjadi alat pekabaran Injil. Disitulah terletaknya tugas panggilan dan pemilihan Allah atas diri manusia, siapapun dia.




KELUARAN
________________________________________________________________________

Nama

    Nama kitab kedua dalam Alkitab dimulai dengan kata we’ elle syemot “inilah daftar nama-nama” (Kel. 1:1). Dalam terjemahan Inggris disebut dengan exodus “membawa keluar dari” yang diambil dari terjemahan Yunani exodos aiguptou “embawa keluar dari Mesir”. Terjemahan Inggris itu sama dengan versi Septuaginta. Pemberian nama ini sangat terkait dengan peristiwa keluarnya keturunan Yakub dari perhambaan Mesir menuju tanah Kanaan (Kel. 13:17-15:21). Meskipun sebenarnya kitab Keluaran juga membahas mengenai perjalanan dari Mesir ke gunung Sinai, pemberian hukum dan peraturan serta berbagai pengalaman lainnya namun tidak bisa disangkali bahwa tema pembebasan dari Mesir adalah pokok utama kitab itu.

Penulis
    Meskipun penulis kitab Keluaran diperdebatkan banyak teolog (sebagaimana umumnya kitab torah) namun pandangan para ahli Yahudi menyetujui bahwa penulis kitab itu adalah Musa. Bukti-bukti eksternal antara lain kemampuaan Musa yang tidak perlu diragukan sebagai orang yang berpendidikan mampu menguraikan secara rinci peristiwa pembebsan Israel dari Mesir. Selain itu bukti-bukti internal dijumpai dalam banyak teks kitab Keluaran (bnd. Kel. 17:14; 24: 3,7; 34:27 28). Tampak jelas bahwa penulis mengetahui dengan pasti peristiwa-peristiwa yang digambarkan. Selain itu penggunaan sastra tampak jelas berasal dari periode Musa.

Tujuan
    Kitab Keluaran secara umum ditujukan kepada bangsa Israel. Tujuan utama Kitab itu adalah mengungkapkan pengalaman yang dasyat dalam peristiwa pembebasan dari Mesir serta pemberian undang-undang untuk kersejahteraan keturunan Yakub. Selain itu kitab itu juga memperlihatkan dengan jelas perjanjian yang diikat Tuhan Allah dengan umat Israel dan dimeteraikan dengan hukum sehingga bukan saja memiliki kekuatan tetapi juga memiliki keabsahan.

Penulisan
    Sekitar 1440 B.C. Meliputi kurang lebih 40 tahun yaitu sejak keluarga Yakub pindah ke Mesir, hingga pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai.

Peristiwa-peristiwa penting:
1.    Pernyataan nama Allah YHWH atau “Yehowa”, “Aku adalah Aku” yang menunjukkan kepribadian Allah yang memungkinkan Dia dapat masuk dalam hubungan dengan kepribadian-kepribadian lain yaitu manusia. Penggunaan nama Allah ini mendekatkan Allah dengan manusia – hampir seperti sahabat.
2.    Paskah yang pertama, yang menjadi pertanda Perjamuan Kudus sebagai peringatan akan pelepasan dan perbudakan/dosa.
3.    Pemberian Hukum di gunung Sinai (Kel. 20:1-17)
4.    Pendirian Kemah Suci sebagai tempat ibadah dan tempat Allah menyatakan diri.

Ringkasan isi Kitab Keluaran:

Keluaran
1-12
1-4
5-10
11-12
13-18
13-15:21
15:22-17
18
19-40
19:1 –25
20:1 –21
20:22-23:33
24
25-40   
Orang Israel di Mesir
Persiapan untuk pembebasan
Sembilan tulah pertama
Tulah terakhir dan keluaran
Orang Israel di Padang Gurun
Penyeberangan Laut Teberau
Pemeliharaan Tuhan dari Laut Teberau ke Rafidim
Nasihat dari Yitro
Orang Israel di Sinai
Perjanjian Tuhan dengan Israel
Kesepuluh Firman
Kitab Perjanjian
Pengesahan Perjanjian
Kemah Suci dan Imamat

Karakteristik

1. Penyataan diri Allah
    Melalui tindakan-tindakan-Nya dalam mengatur sejarah manusia, baik orang pilihan-Nya (6:7) maupun bangsa-bangsa lain (4:21; 7:22; 9:12).
    Melalui kehadiran malaikat-Nya (3:2).
    Melalui nama-Nya “Yahweh” (3:4-16) YHWH dalam bahasa Ibrani dan selalu dituliskan “Tuhan” dalam LAI (Lembaga Alkitab Indonesia).
    Nama ini menekankan sifat Allah sebagai Tuhan yang aktif dan tidak jajuh dari manusia, maka Dia sanggup untuk membebaskan/ menebus umat-Nya dari perbudakkan di Mesir (6:2-7).
    Melalui mujizat/tindakan supranatural sebagai bukti kehadiran, keaktifan dan kemahakuasaan-Nya (misalnya tongkat Musa menjadi ular 4:1-5; pemberian manna 16:4; dst).

2.    Keselamatan
    Konsep ini dinyatakan melalui beberapa istilah “membebaskan”, “menuntun keluar” (3:8), “membawa keluar” (3:10), “membebaskan” (6:6), “menebus” (15:13). Ini menekankan bahwa bangsa Israel tidak berdaya utnuk melepaskan diri dari perbudakan dan penebusan mereka terjadi atas inisiatip Tuhan semata-mata.
    Peristiwa Keluaran dari Mesir menjadi peringatan yang paling berkesan bagi bangsa Israel selanjutnya (Hak. 6:13; Mzm. 787 ;12-16; Yer.. 2:6; Dan. 9:15). Berkaitan dengan peristiwa Keluaran sendiri, dua peristiwa lain menjadi lambang dari karya penyelamatan Allah.
    Darah Anak Domba Paskah melindungi orang-orang Israel dari hukuman mati yang menimpa orang-orang Mesir (12:13; bnd. 1 Kor. 5:7).
    Penyeberangan Laut Teberau oleh orang-orang Israel berarti menyeberang dari kematian kepada hidup baru (14:30; bandingkan 1 Kor. 5:7).

3. Perjanjian
    Di gunung Sinai, Tuhan mengikat diri-Nya sendiri dalam suatu hubungan perjanjian dengan baagnsa Israel (19-24).
    Dasar perjanjian itu ialah kenyataan bahwa Allah telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan serta memilih mereka untuk menjadi umat-Nya (19;3-6).
     Perjanjian itu juga sebagai peneguhan janji-janji Tuhan kepada Abraham dan para patriakh (2:24; 3:16), dan sebagai penggenapan janji-janji tersebut (3:20-33).

4. Hukum
    Kesepuluh Firman (20:1-17) – ringkasan hukum moral yang mesti dilakukan oleh setiap manusia pada setiap zaman. Keempat Firman pertama menyinggung masalah hubungan manusia dengan Allah, sedangkan ke enam Firman berikut menyinggung masalah hubungan manusia dengan sesamanya (band. Mat. 22;37-40).
    Kitab Perjanjian (20:22-23:33) – penjelasan-penjelasan lebih lengkap tentang ibadah, peraturan-peraturan sipil tentang budak, jaminan nyawa dan harta sesama manusia, kewajiban-kewajiban sosial dan keagamaan, keadilan dan hak-hak manusia, peraturan-peraturan tentang hari raya.
    Hukum bangsa Israel menyatakan tiga ciri khas yang membedakannya dari hukum-hukum bangsa lain: (1) Diberikan oleh Allah yang Mahaadil, jadi tidak terpengaruh oleh prasangka-prasangka manusiawi. (2) Menaruh nilai tinggi pada nyawa manusia, maka tidak mengijinkan hukuman yang keterlaluan (21:24,25). (3) Hukum yang sama berlaku atas semua orang tanpa pandang bulu, khususnya ada hak-hak/perlindungan untuk janda dan yatim piatu (22:22), orang asing/pengungsi (23:9), orang yang berhutang (21:1 dst), dan budak 23:12).

5. Kemah Suci
Kemah Suci didirikan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diperinci dari Allah untuk menjadi tempat di mana Tuhan hadir/diam di tengah-tengah umatNya (25:8,9,22:43-46). Namun demikian bentuk Kemah Suci itu diatur sedemikian rupa agar Allah yang Mahakudus terpisah dari manusia yang berdosa. Jadi hanya para Imam yang telah menyucikan didirlah yang boleh masuk dengan persembahan korban. Kemah Suci menggarisbawahi:
    Agama Israel berpusat pada Allah yang telah memutuskan untuk mendiami umatNya (band. 1 Kor. 3:16; Ef. 2:21,22).
     Allah harus disembah menurut kehendakNya sendiri (Mrk. 7:6-13; Yoh. 4:23,24).
    Allah telah memilih dan menetapkan orang-orang tertentu (Harundan keturunannya) untuk menjadi pengantara supaya manusia dapat memperoleh pengampunan dan penyucian dari dosa Sebagai Imam Besar, Harun melambangkan pelayanan Kristus (Ibrani 9:11-15).


KITAB IMAMAT
________________________________________________________________________

Nama
    Kitab Imamat adalah kitab Musa yang ketiga. Nama kitab Imamat diterjemahkan dengan Leviticus dalam bahasa Inggris yang sama dengan terjemahan Septuagintayang berarti “kitab untuk orang Lewi”. Ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan fungsi orang Lewi sebagai pelayan keimaman di Kemah Suci. Bni Lewi ini bertugas untuk melayani dan membantu para imam untuk menyelenggarakan ibadah. Dalam bahasa Ibrani kitab ini dinamai dengan wayyiqra “memanggil” yang ditujukan kepada Musa yang dipanggil Allah dari Kemah Pertemuan (Im. 1:1).

Penulis
Seperti halnya kitab torah yang lain maka tradisi Yahudi meyakini bahwa Musa adalah penulis kitab Imamat. Kitab ini memuat banyak peraturan ibadah yang diberikan Tuhan kepada Musa. Ungkapan “Tuhan berfirman kepada Musa” ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak (kira-kira 30 kali).

Tujuan Penulisan

Imamat berhubungan erat dengan kitab Keluaran. Keluaran mencatat bagaimana Israel dibebaskan dari Mesir, menerima hukum Allah, dan membangun Kemah Suci sesuai dengan pola Allah; Keluaran diakhiri dengan datangnya yang Kudus untuk tinggal di dalam Kemah Suci yang baru saja didirikan itu (Kel. 40:34). Sedangkan Imamat berisi pengarahan yang diberikan Allah kepada Musa yang menjelaskan hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang diwajibkan sebagai pedoman hidup bagi orang Israel selaku umat Allah.
Ringkasan isi Kitab Imamat

Imamat
1-7
1-3

4-6:7

6:8-7

8-10

11-15



16
17-26





27   
Membicarakan tentang macam-macam korban
Tiga macam korban yaitu; korban bakaran, korban makanan dan korban keselamatan.
Memberikan pembagian yang lain yaitu korban dosa dan korban kesalahan.
Pemberian petunjuk kepada para Imam bagimana cara
korban-korban tersebut dilaksanakan.
Menerangkan tentang penabisan harun dan anak-anaknya
menjadi Imam. Juga berita kematian Nadab dan Abihu.
Tentang menjaga kekudusan bangsa Israel. Binatangharam
dan halal (ps 11), penyucian sesudah kelahiran anak
(ps.12), persoalan penyakit kusta (ps. 13,14), kenajisan
yang berhubungan dengan kelamin diatur (ps. 15).
Mengatur hari grafirat dan merupakan lanjutan pasal 8-10
Merupakan kumpulan hukum kesucian yang meliputi
antara lain kebaktian, kehidupan bermasyarakat dimana
intisarinya terletak dalam penyataan Pasal 19;2 : hendaklah
kamu kudus, karena sucilah Aku, Tuhan Allahmu”. Hari-
hari raya (ps 23), Tahun Sabat dan Yobel (ps 25) dan janji
Tuhan akan menurunkan berkat bagi yang setia
menjalankan peraturan tersebut tetapi kutuk kepada siapa
yang menganggap ringan perintah Tuhan.
Peraturan mengenai Nazar

Tema utama: Kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu kudus

Karakteristik

1.    Allah itu hadir ditengah umatNya (ps. 1:1-6; 18:1; 22:16).
    Dalam upacara kebaktian semua korban-korban terjadi dihadapan Allah.
     Setiap hari Allah hadir dan segala sesuatu harus dijalankan atau dilakukan dalam terang kehadiranNya.

2.    Allah itu kudus hendaklah Umat juga Kudus (11:44, 45; 19;2; 20;7,8,24).
    Karakter dari umat haruslah mencerminkan karakter Allah sendiri. Artinya kehidupan harus diarahkan kepada kekudusan, karena Allah Kudus.
    Sikap merubah dan membaharui kehidupan berjalan terus dalam hidup nyata kita.

3.    Dosa adalah keterpisahan dengan Allah (1:1-7:38; 11:1-15:33).
    Perlu disadari bahwa karena Allah Kudus, Suci, maka tidak mungkin terjadi hubungan antara Allah dengan dosa. Maka bagi siapa yang berhubungan benar dengan Allah, ia harus menyucikan dirinya lewat pertobatan dan pengampunan dosa. Hal itulah yang dinyatakan dalam kehidupan umat Israel, dimana mereka dididik untuk menjalankan kehidupan dengan penuh korban dalam rangka penyucian dirinya. Berbahagialah kita sekarang karena kasih karunia Allah dalam Kristus telah menjadi korban pendamaian dan penebusan dosa bagi kehidupan orang percaya.

4.    Pendamaian melibatkan Pengorbanan Korban (1:4; 14:29-31; 16:1-34).
    Dosa selalu serius, bukan hal yang dapat dianggap ringan atau disepelekan.
    Dosa mengikat keutuhan kita, sehingga kita tidak mampu bergerak dengan kuasa didi sendiri. Jika manusia ingin memiliki hubungan benar dengan Allah, maka korban diperlukan.
    Korban itu melahirkan pendamaian, korban itu membebaskan manusia dari kematian yang menguasainya. Dalam Imamat jelas dinyatakan bahwa semuanya korban itu ditentukan oleh Allah sendiri dan bukan oleh manusia. Korban itu adalah lambang karunia Allah bagi umatNya. Korban yang benar telah dijalankan Allah dalam diri Yesus Kristus sekali untuk selamanya. Yesus Kristus menjadi anak domba Allah yang dikorbankan bagi pendamaian, penebusan dan persekutuan kembali dengan Allah.

5.    Allah menaruh perhatian terhadap seluruh hidup
Imamat menjelaskan Allah tidak hanya menaruh perhatian pada kebaktian saja tetapi pada seluruh aspek kebutuhan hidup nyata manusia, maka soal makan, minum, penyakit, kesembuhan ,pakaian, rumah, hasil pertanian, relasi kerja diatur sebab Imamat mau mencerminkan  bahwa Allah itu menaruh perhatian bukan hanya padabagian-bagian tertentu dari kehidupan manusia, melainkan kepada totalitas hidup manusia. Bandingkan dengan pemberian 10 hukum.

6.    Keadilan (19)
Berita Imamat juga sangat menekankan keadilan dalam kehidupan umat israel, sebagaimana peraturan diberikan Allah kepadanya (lihat ps. 19), bagaimana keadilan harus diterapkan dalam diri Israel, maka hal tersebut berlaku sampai jaman kita kini. Keadilan harus menjadi jalan hidup manusia, sebab itu juga menjadi jalan Allah dalam berhubungan dengan manusia.

7.    Perjanjian
Israel adalah umat yang terikat perjanjian dengan Allah, sehingga disebut Umat Perjanjian, maka haruslah umat Israel berjalan dalam pola perjanjian tersebut. Yakni kalau mentaati Firman Allah disitu Allah menjanjikan berkat, sedangkan kalau melanggar dan tidak memperdulikan Firman Allah, maka akan turun kutuk (sebagaimana dinyatakan dalam ps.26). Bukan hanya Israel Umat Perjanjian, tetapi juga mereka/kita umat perjanjian yang harus hidup sebagai umat perjanjian.

8.    Ucapan syukur (1 Tes. 5:18).
Berita Imamat juga mau menekankan bahwa semua erkat datang dari Allah dan Israel adalah penerima berkat Allah tersebut, maka sudah seharusnya mereka hidup dengan penuh ucapan syukur. Ini harus merupakan suatu sikap hidup yang normal dan wajar termasuk bagi gereja.

Aplikasi
1.    Pola Allah untuk Umat Pilihan-Nya adalah supaya mereka hidup di dalam kekudusan.
2.    Hukum Allah itu menunjukkan kehendakNya dan lewat itu disiapkan pola hidup umatNya.
3.    Sebagai berikut yang harus diterapkan.
4.    Allah harus ditaati (ps. 17:2)Allahlah yang harus disembah dan dilayani (ps. 17: 3-9; 20:1-5)
5.    Kehidupan keluarga harus dipelihara (ps. 18:6-19:2; 20:10-21)
6.    Orang miskin harus diperhatikan (ps. 19:9,10)
7.    Keadilan harus dijalankan dalam transaksi perdagangan dan kehidupan (ps.19)
8.    Semua magis atau okultisme harus disingkirkan 9ps 19:26-31; 20:6,27)
3.    Arti Korban dan Pendamaian. Imamat ingin menunjukkan bahwa Allah berperang melawan dosa dan penolong kita untuk mengerti Perjanjian Baru tentang hal korban.
9.    Pasal 16 mengungkapkan kepada hari pendamaian yang terjadi: Allah adalah kudus dan tidak dapat toleran terhadap dosa.
10.    Dosa memisahkan manusia dari Allah. Jika persekutuan didapatkan kembali, dosa harus disingkirkan.


BILANGAN

Nama
Judul kitab ini dalam Bahasa Ibrani disebut sebagai “bamidbar” yang artinya “di padang gurun” (Bil. 1:1). Judul ini sesuai dengan isi Kitab Bilangan yang mengisahkan tentang perjalanan orang Israel dari Mesir hingga ke Tanah Moab. Sedangkan dalam Septuaginta nama Kitab Bilangan disebut dengan “arithmoi” dan nama ini juga diikuti oleh Vulgata dengan nama “numeri” dan selanjutnya dalam Bahasa Inggris disebut dengan “numbers” yang berarti “bilangan”. Judul Bilangan ini mengacu pada sensus yang diadakan oleh bangsa Israel sebagaimana dicatat dalam pasal 1-4 dan 26.

Riangkasan isi Kitab Bilangan


Bilangan    1-9
10-21
22-36     Persiapan Untuk berangkat dari Sinai
Perjalanan dari Sinai ke dataran Moab
Persiapan untuk memasuki Tanah Perjanjian

Tema Utama    : Perjalanan di padang gurun

Tujuan
1.    Dalam Kitab Bilangan ini, Allah di satu pihak diperlihatkan bahwa Allah sebagai Allah yang Mahatinggi dan Allah yang Mahakudus. Namun di pihak lain Allah diperlihatkan sebagai Allah yang Mahatinggi. Allah yang trasenden adalah Allah yang Mahatinggi yang melampaui segala-galanya. Sementara Allah yang imanen adalah Allah berkenan dekat dengan umatNya. Itu berarti bahwa Allah adalah Allah yang mau tinggal dekat dengan umat-Nya di mana Ia berkenan tinggal atau berkemah di tengah-tengah bangsa Israel.
2.    Kekudusan Tuhan dinyatakan dalam murka-Nya terhadap dosa (Bil. 12; 14:35-38). Dalam hal ini, berulangkali Israel menanggung hukuman akibat dosa-dosanya. Bahkan Musa dan Harun sebagai pemimpin Israel juga tidak luput dari hukuman Allah. (Musa tidak masuk Tanah Kanaan (Bil. 20:2-13).
3.    Kitab ini juga menunjukkan  kesetiaan Tuhan terhadap janji-janjiNya, yaitu penyertaan Allah sampai mereka memasuki Tanah Kanaan (Bil. 10:1-10; 9:15-23; 14:18-19).
4.    Dosa ditunjukkan ketika Israel “mencobai Tuhan” (Bil. 14:2,36; 16:41; 17:1-11; 21:5-9; 25:1-18), dan dosa yang lain adalah ‘tidak percaya kepada Tuhan” (Bil. 14:1-35).
5.    Allah membiarkan Israel menghadapi ujian/krisis dengan maksud supaya mereka bersandar sepenuhnya dan beriman kepada Allah, dengan demikian mereka semakin dewasa dalam iman.
6.    Secara tidak langsung sebenarnya Kitab Bilangan hendak menunjuk kepada Kristus yang akan datang. Harun sebagai Imam Besar melambangkan Kristus sebagai ImaM Besar yang sempurna sampai selama-lamanya (Bil. 20 :23-28 bandingkan dengan Ibr. 7:15-17).
7.    Perjalanan Israel dari Mesir melalui padang gurun sampai ke Tanah Kanaan juga melambangkan kehidupan orang percaya yang ditebus dari dosa, berjalan dan mempertahankan imannya di dunia ini, sampai pada ke Kanaan yang Baru, yaitu hidup bersama dengan Kristus.




ULANGAN


Nama

Nama yang diberikan untuk Kitab Ulangan dari bahasa Ibrani disebut sebagai “we elleh ha’ddebarim” seperti yang diungkapkan dalam Ulangan 1:1 yang berarti “inilah perkataan-perkataan”. Selain itu kitab ini disebut dengan “salinan hukum” (Ul. 17:18). Septuaginta sendiri memberikan judul dengan “Hukum Yang Kedua” (Ul. 17:18). Sebenarnya kalau dilihat judul ini tidak terlalu tepat sebab hukum yang disebut disini tidak bertentangan dengan hukum yang diberikan di Gunung Sinai. Tetapi justru sebaliknya kitab ini sebenarnya merupakan eksposisi/penjelasan dari hukum-hukum yang telah diberikan sebelumnya yang ditujukan kepada generasi umat yang baru pada saat mereka berada di padang Moab.

Ringkasan isi Kitab Ulangan

Ulangan    1 :1 – 4 : 43
4 : 44 – 26 :19
4 : 44 – 49
5 – 11
12 – 26
27 – 30       
31 - 34             Khotbah Musa yang pertama
Khotbah Musa yang kedua
Latar belakang sejarah
Semacam undang-undang dasar
Ketentuan-ketentuan perjanjian
Pembaharuan Perjanjian
Upacan-ucapan Musa yang terakhir dan kematiannya.

Tema utama    : Kesetiaan umat Tuhan dan tanah perjanjian

Tujuan
1.    Tuhan telah memilih Israel semata-mata karena kasihNya saja (Ulangan 7:8) dan bukan jasa-jasa Isarel sendiri.
2.    Berdasarkan kasih dari Tuhan tadi maka sekarang Israel dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan sekuat hati ( Ul. 6:5). Di dlam hal ini Hukum Taurat  merupakan  petunjuk untuk kesediaan hati yang mengasihi Tuhan.
3.    Ada hal-hal yang menarik dalam hukum-hukum Ulangan ini. Di satu pihak hukum-hukum Ulangan bernada keras terhadap sesuatu hal yang berbau kafir, misalnya :
11.    Ibadah terhadap berhala harus dikenai hukum mati (Ul. 13; 17:2-7)
12.    Segala upacara yang berbau kafir harus disingkirkan ( Ul. 14:1-2; 16:21, 23:17-18). Semua ini sebenarnya dalam rangka umat mengasihi Tuhan dengan segenap hati.
4.    Namun di pihak lain juga kita melihat adanya hukum yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu kita melihat keistimewaan hukum-hukum Ulangan, di mana ada yang disebut dengan hukum “humanitarianisme” (Ul. 23:24,25; 24:10-13; 24:14,15).

Pemimpin-pemimpin umat
    Pemimpin umat yang sebenarnya tidak lain adalah Tuhan Allah sendiri. Tuhanlah yang memanggil kedua pendiri bangsa Israel,Abraham (Kej. 12; Kel. 3). Dan Tuhan juga yang terus memimpin sejarah umatNya (Kel. 13: 17-22; band. Yes. 63:7-10). Namun ada juga beberapa jabatan dalam Perjanjian Lama untuk melaksanakan pimpinan Allah atas umat-Nya, yaitu :


1.    Hakim
Tugasnya bukan saja dalam bidang pengadilan tetapi juga mencakup kepemimpinan bangsa dalam bidang politik dan peperangan. Di dalam zaman hakim-hakim seorang hakim adalah seorang yang diutus oleh Tuhan untuk melepaskan umatNya dari tangan-tangan musuhNya. Tentang tugas hakim, lihat (Ul. 16:18-20; Ul. 20:16-18).

2.    I m a m
Bertugas sebagi pemimpin ibadah. Tugasnya antara lain mempersembahkan korban (Ul. 19), mengajarkan taurat (Ul. 33:10; Yer. 18:18), mengucapkan berkat Bil. 6:22-27, menanyakan kehendak Allah (Ul. 33:8). Singkatnya seorang Imam berfungsi sebagi perantara yang menyampaikan Firman dan berkat Allah kepada umat serta memanjatkan doa kepada Allah. Imam Israel yang pertama adalah Harun dan anak-anaknya. Semua Imam berasal dari suku Lewi.

3.    R a j a
Israel menerima sistem monarkhi/kerajaan tetapi mengakui bahwa raja mereka yang sesungguhnya adalah Tuhan Allah sendiri (Hak. 8:2; Mzm. 93,97, 99). Dengan demikian pemerintahan raja Israel disebut: theokrasi artinya pemerintahan Allah.

4.    N a b i
Seorang nabi adalah seorang yang telah dipanggil Tuhan untuk menyampaikan kehendakNya kepada umatNya. Nabi yang pertama adalah Musa dimana ia menyampaikan Hukum taurat kepada bangsa Israel.

5.    Orang-orang bijaksana
Tugas mereka adalah memberikan hikmat/nasihat kepada umat. Jabatan ini satu-satunya tugas yang tidak diatur dalam hukum. Orang bijaksana merupakan golongan penting dalam kepemimpinan Israel contoh, Salomo (1 Raj. 3-5; Yes. 29:14; Yer. 8:8-9; 9:23) bahkan ada banyak lagi seperti dikutip kitab Amsal, Ayub, Pengkhobah.

YOSUA

Judul         :Kitab ini dinamakan sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu Yosua bin Nun.
Penulis        :Menurut tradisi orang Yahudi sebagian besar kitab ini merupakan karangan
Yosua sendiri.
Tema        : Penaklukan Kanaan dan pemberian tanah perjanjian
Penulisan    : Abad ke –14 sM

Tujuan:
1.    Kitab Yosua ditulis sebagai catatan kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janjiNya kepada Israel mengenai tanah Kanaan (23:14; band. Kej. 12:6-7).
2.    Kitab ini juga menceritakan sejarah Israel mulai dari kematian Musa, melalui penaklukan tanah Kanaan, sampai dengan kematian Yosua.

Ringkasan isi Kitab Yosua

Yosua    1-5
1
2
3-5
6-12
6-8
8-10
11-12
13-22
13
14-19
20
21
22
23-24    Memasuki Kanaan
Peneguhan Yosua
Pengintaian Yerikho
Penyeberangan Yordan
Penaklukan Kanaan
Yerikho dan Ai
Bagian Selatan
Bagian Utara
Kanaan dibagi-bagikan
Sebelah Timur Yordan
Sebelah barat Yordan
Kota-kota Perlindungan
Kota-kota orang Lewi
Sebelah Timur Yodran diduduki
Perpisahan Yosua

Karakteristik:
1.    Kitab ini secara jelas mengemukakan mengapa Allah memusnahkan penduduk asli tanah Kanaan.
2.    Pemusnahan Kanaan karena dosa mereka telah mencapai klimaksnya.
3.    Pemusnahan penduduk Kanaan itu merupakan suatu  tugas pelayanan bagi umat Israel sebagai alat Tuhan untuk menghukum kejahatan orang tersebut (Ul. 9:4).
4.    Pemusnahan orang Kanaan diperlukan sebagai penjagaan terhadap kemurnian iman bangsa Israel (menghindari bahaya sinkritisme).
5.    Memberi penekanan terhadap kesetiaan Tuhan dan rencana Allah tidak dapat dibatalkan serta pelaksanaan rencan-Nya (11:23; 21:43-45; 23:14).
6.    Kekudusan Tuhan tampak melalui hukuman-Nya atas penduduk Kanaan asli. Israel menjadi alat penghukuman Allah (6:17; 11:20; 23:3), diperlihatkan pula melalui perintah-Nya bahwa alat itu juga harus kudus.
7.    Keselamatan dari Tuhan. Nama Yosua berarti Yehova adalah keselamatan. Nama Yosua sama dengan Yesus, maka bayangan Kristus dapat dilihat dalam Yosua.
HAKIM-HAKIM

Penulis            : Tidak diketahui dengan jelas tetapi tradisi Yahudi mendukung
Samuel sebagai penulisnya.
Tema        : Kebenaran dan keadilan
Penulisan    : Sekitar 1050-1000 sM.

Tujuan:

1.    Dari segi sejarah hakim-hakim memberitakan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak kematian Yosua hingga Samuel.
2.    Dari segi Theologi kitab ini mengungkapkan kemerosotan rohani dan moral adri suku-suku Israel setelah menetap di daerah itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan memulai mengikuti berhala dan kejahatan.

Ringkasan isi Kitab Hakim-hakim

Hakim-hakim    1:1-2:5
2:6-16:31
17-21
17-18
19-21    Pendahuluan
Hakim-hakim Israel
Penjelasan
Kemunduran dalam ibadah
Kemunduran moral

Karakteristik:

1.    Penekanan terhadap tindakan umat yang meninggalkan Tuhan, yang mengakibatkan terjadinya penyembahan berhala, dosa dan kekalahan (2:11-15). Semuanya itu disebabkan orang Israel mengabaikan Firman Tuhan.
2.    Dosa harus dihukum oleh Tuhan, baik yang dilakukan oleh orang besar seperti Gideon (8:26-27), Simson (6:17-27), maupun yang dilakukan oleh orang biasa (2:13-14; 3:12; 4:1-2).
3.    Allah sangat bersifat murah hati dan sabar terhadap anak-anak-Nya yang sering berbuat dosa asal mereka bertobat (2:16,18; 3:9,15, dst).
4.    Dalam kedaulatan-Nya Allah seringkali bertindak dengan cara yang tidak dimengerti oleh manusia, misalnya Gideon mengalahkan orang Median dengan 300 prajurit.
5.    Allah dapat memakai orang yang beriman kepada-Nya walaupun orang itu penuh dosa dan kelemahan.
6.    Pelayanan bagi Tuhan harus dilakukan dengan kuasa Tuhan supaya berhasil (3:10; 6:34; 11:29; 15:14 dsr).
7.    Tuhan selalu mempunyai bebrapa saksi yang setia kepaada-Nya walaupun umat-Nya pada umummnya murtad (6:7-10).


RUT

Penulis        : Menurut tradisi Yahudi adalah Samuel.
Tema        : Iman harus disertai dengan tindakan nyata
Penulisan    : Abad ke-10 SM

Tujuan:

1.    Kitab Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana Allah berkarya dalam kehidupan umatNya melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar. Hal itu diperlihatkan dengan jelas dalam diri seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut Raja Israel, Daud.
2.    Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum terjadi dalam kehidupan umat Israel pada masa itu.


Ringkasan Isi Kitab Rut

Rut    1
2
3
4    Di tanah Moab
Di ladang Betlehem
Di tempat Pengirikan
Di pintu Gerbang

Karakteristik

1.    Allah tidak membatasi keselamatan pada satu bangsa saja (Israel), melainkan kepada bangsa-bangsa dan siapa saja yang beriman kepada Allah boleh menjadi umat-Nya.
2.    Tuhan memimpin kita selangkah demi selangkah dalam melaksanakan kehendak-Nya bagi kehidupan kita masing-masing.
3.    Penyerahan utuh kepada Tuhan kadang-kadang menuntut pengorbanan, misalnya meninggalkan tanah asal, kesenangan bahkan bisa saja terjadi kita meningalkan keluarga sendiri (bandingkan sikap Orpa dengan Rut).
4.    Bagi orang yang berserah kepada Tuhan, Dia membuka jalan untuk perjodohan/pasangan hidup yang sungguh sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna.
5.    Penebusan Rut oleh Boas jelas membarikan gambaran yang indah tentang penebusan yang dilakukan Kristus melalui pengrbanan diriNya sendiri demi keselamatan manusia berdosa.

1&2 SAMUEL

Penulis        : tidak jelas, kemungkinan Samuel.
Tema        : Ibadah dan kerajaan
Penulisan    : Akhir abad ke-10 sM.

Tujuan

1.    1 Samuel menguraikan titikperlaihan yang kritis dalam sejarah Israel; dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang Raja.
2.    2 Samuel mau melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel.

Ringkasan Isi Kitab 1 dan 2 Samuel

1 Samuel










2 Samuel    1-12
1-3
4-6
7
8-12
13-31
13-15
16-17
18-20
21-30
31
1-24
1-4
5-10
11-12
13-14
15-18
19-2o
21-24    Pelayanan Nabi samuel
Samuel dilahirkan khusus
Riwayat Tabut Perjanjian
Reformasi bangsa Israel
Permulaan kerajaan
Pemerintahan Saul
Saul gagal dan ditolak
Daud dipilih
Yonathan dan Daud
Daud dikejar oleh Saul
Kematian Saul dan Yonathan
Pemerintahan Daud
Daud memerintah daerah Yudea
Daud memerintah seluruh Israel
Daud berdosa dan bertobat
Dosa dan kejatuhan anak-anak Daud
Pemberontakan Absalom
Pemulihan Daud pada takhtanya
Catatan beberapa kejadian dalam masa pemerintahan Daucd

Karakteristik

1.    Menonjolkan pribadi Samuel sebagai seorang nabi yang sangat berkuasa dalam hal-hal rohani, dan itu terletak dalam: sifat kejujurannya dalam setiap tindakan (12:3-5) dan kebiasaannya berdoa kalau tidak tahu bagaimana ia harus bertindak, samuel berdoa (8:4-9)
2.    Menampilkan pribadi Saul yang memiliki watak, antara lain:
13.    Tidak sabaran sehingga menyebabkannya melakukan sesuatu yang diluar tugas dan kewajibannya, yaitu mempersembahkan korban (13:5-14). Ituah sebabnya Saul tidak layak lagi untuk memimpin umat Allah. Kebodohannya – minta nasihat kepada tukang sihir wanita di En-dor (1 Sam. 28).
14.    Ketidaktaatan yang menyebabkannya tidak mematuhi perintah Tuhan untuk menghapuskan orang Amalek dan segala kepunyaan mereka (1 Sam. 15).
3.    Daud dengan pribadi yang menonjol dalam kebaikan, antara lain: kepercayaan sdan kesabarannya seerta dewasa dalam rohani.; penguasaan dirinya sangat bagus; berani, baik dalam hal-hal jasmani maupun dalam rohani; mencari kemuliaan Allah; penyair dan pemusik; mengakui kesalahannya dengan jujur; tulus hati dan lain-lain.

1&2 RAJA-RAJA

Penulis         : Tidak dikenal, tetapi meurut tradisi Yahudi nabi Yeremia adalah
penulisnya.
Tema    : Ibadah yang benar akan menetukan kerajaan yang berkenan kepada Allah
Penulisan     : Sekitar 560-550 sM.

Tujuan:
Kitab ini menceritakan sejarah umat Allah mulai dari akhir pemerintahan Daud (kira-kira 970 sM), melalui masa kemakmuran Salomo dan perpecahan Israel dari Yehuda, sampai dengan keruntuhan kerajaan utara padaa tahun 722 sM, keruntuhan Yerusaalem pada tahun 586 sM dan permulaan masa pembuangan.

Ringkasan isi kitab Raja-raja

1 Raja-raja







2 Raja-raja
    1-11
1-2
3-4
5-8
9-10
11
12- 2 Raj. 17
12-14
15- 2 Raj. 17
18-25

18-24
25    Masa pemerintahan Salomo
Akhir Riwayat Salomo
Salomo dapat hikmat dari Tuhan
Pendirian Bait Suci
Kemasyhuran Salomo
Kemurtadan Salomo
Kerajaan terpisah
Kerajaan pecah
Riwayat raja-raja Yehuda dan Israel
Kerajaan Yehuda sampai ke pembuangan
Riwayat raja-raja
Keruntuhan kerajaan Yehuda sampai ke pembuangan

Karakteristik:

1.    Salomo tidak meminta kekayaan ketika Tuhan memberikan kesempatan kepadanya melainkan hikmat (1 Raj. 3), sikap seperti ini sangat dihormati Tuhan meskipun demikian ia tidak bebas dari kewajiban melakukan hukum Taurat hal itu terbukti ketika ia dipengaruhi oleh istri-istrinya untuk melakukan penyembahan berhala maka ia tidak luput daari hukuman.
2.    Pendirian Bait Suci di Yerusalem mengakibatkan perkembangan besar dalam ibadah Israel.
3.    Perpecahan kerajaan mengakibatkan kemunduran politik tetapi juga keagamaan, yaitu dengan adanya penyembahan berhala (1 Raj. 12:25-33; 14:21-24) yang membawa mereka jatuh ke dalam dosa

I & TAWARIKH

Penulis    : Menurut tradisi penulis kitab ini adalah Ezra. Hal itu didukung oleh beberapa faktor misalnya, gaya bahasa dan gaya penulisan baik kitab Tawarikh ataupun kitab Ezra Nehemia.
Tema        : Ibadah yang benar akan mendatangkan kesejahteraan
Penulisan    : Sekitar tahun 450-400 sM

Tujuan

1.    Mencatat sejarah Israel yang ditambahkan dari bahan Kitab Samuel dan Raja-raja.
2.    Menonjolkan kehadiran Bait Suci dan ibadah untuk meningkatkan kehidupan keagamaan Israel.
3.    Menonjolkan dua adat/lembaga Israel yang berasal dari Tuhan, yaitu Bait Suci dan keturunan Daud sebagai raja-raja yang sejati.
4.    Menekankan titik pandang seorang nabi dan memperhatikan bagaimana Tuhan memperhatikan umat-Nya.
5.    Kesetiaan kepada Tuhan akan membawa berkat dan kesejahteraan sebaliknya penyembahan berhala akan membawa hukuman.

Ringkasan Isi Kitab Tawarikh
1Tawarikh















2 Tawrikh    1-9
1
2-3
4-7
8
9

10-29
10
11-12
13-16
17
18-20
21-22
23-26
27
28-29
1-9
1
2-5:1
5:2-7
8-9
10-36
10-36:16
36:17-21
36:22-23    Silsilah
Dari Adam sampai Yakub
Keturunan Yehuda, Daud
Suku-suku Israel
Keturunan Benyamin, Saul
Kepala keluarga di Yerusalem sesudah kembali dari pembuangan
Masa pemerinatahan Daud
Kematian saul
Daud naik takhta
Daud dan Tabut Perjanjian
Peneguhan keluarga Daud sebagai raja
Kemenangan-kemenangan Daud
Persiapan pembangunan Bait Suci
Tugas-tugas orang Lewi
Pembesar-pembesar pemerintahan Daud
Kematian Daud
Masa pemerintahan Salomo
Pengukuhan pemerintahan Salomo
Pembangunan Bait Suci
Pentahbisan Bait Suci
Kemasyhuran Salomo
Raja-raja Yehuda
Dari Rehabeam sampai Zedekia
Keruntuhan kerajaan
Orang Yahudi kembali dari pembuangan
Karakteristik:

1.    Penekanan terhadap ibadah yang sejati yaitu dengan fakta bahwa penulis menekankan mengenai Tabut Perjanjian.
2.    Penekanan terhadap hari-harai yara besar dan menekankan pentingnya usaha pembaharuan di bidang ibadah.
3.    Pembuangan Yehuda merupakan pernyataan murka Allah atas umat-Nya yang tidak taat kepada Taurat (2 Taw. 36:15-16).

EZRA – NEHEMIA
__________________________________________________________________________
Penulis    : Tidak jelas
Pandangan yang pertama mengatakan bahwa penulis adalah Ezra dengan alasan bahwa pada tahun 548 Raja Artasasta I mengutus Ezra ke Yerusalem untuk memulihkan pelaksanaan hukum Yahudi bagi mereka yang telah pulang dari pembuanagn. Kemudian ia kembali ke Persia untuk melaporkan keadaan di Yerusalem dan muncul kembali pada tahun 444 B.C.
Pandangan kedua, mengatakan bahwa Nehemia adalah penulisnya dengan alsana bahwa pada tahun 445 Nehemia datang ke Yerusalem, sedangkan Ezra pada tahun 398 setelah kematian Nehemia.
Tema    : ibadah, taurat dan nasionalisme
Penulisan    : Sekitar 450-420 sM.

Tujuan:

1.    Untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan sisa Yahudi dari pembuangan Babel yaitu dengan menggerakkan hati 3 Raja Persia yang membantu umat Allah kembali ke Yerusalem.
2.    Allah memperhatikan umat-Nya dengan memberikan pemimpin yang saleh untuk menuntun mereka kembali kepada ibadah yang benar, serta komitmen kepada Firman Allah.

Ringkasan Isi Kitab Ezra – Nehemia

Ezra


Nehemia    1-4
5-6
7-10
1-2
3:1-7:4
7:5-13:3
13:4-31    Pengembalian rombongan yang dipimpin oleh Sesbazar
Pengembalian rombongan yang dipimpin oleh Zerubabel
Pengembalian rombongan yang dipimpin oleh Ezra
Nehemia kembali ke Yerusalem
Pembangunan tembok kota
Kejadian-kejadian pada kunjungan peretama Nehemia
Kunjungan Nehemia kedua


Karakteristik:
1.    Penekanan terhadap kesetiaan Allah terhadap janji-Nya hal yang dibuktikan dengan pemulihan Israel.
2.    Pekerjaan Tuhan seringkali mendapat perlawanan akan tetapi kuasa Tuhan jauh lebih besar dari kuasa apapun juga.
3.    Kesalahan dahulu harus menjadi pelajaran supaya tidak lagi jatuh ke dalam dosa.
4.    Untuk memajukan pekerjaan Tuhan diperlukan kerjasama yang baik dari anak-anak Tuhan.
5.    Seorang pemimpin tidak boleh merasa lebih benar daripada yang dipimpinnya tetapi harus saling menegor dan mengakui dosa dihadapan Tuhan.
6.    Pelayanan haruslah didasarkan atas iman, doa dan ketekunan.

ESTER

Penulis        : Tidak diketahui
Tema        : Nasionalisme dan Hari Raya Purim
Penulisan    : Sekitar 460-400 sM.

Tujuan:
1.    Hendak menujukkan bagaimana orang Yahudi diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur tangan Allah melalui Ratu Ester.
2.    Pemberian latar belakang sejarah hari raya Purim orang Yahudi (3:6-7; 9:26-28).

Ringkasan Isi Kitab Ester

Ester    1-5
1-2
3
4-5
6-10
6-7
8-9
10    Ancaman terhadap orang Israel
Ester menjadi ratu
Rencana Haman bagi orang Yahudi
Mordekhasi dan Ester bertindak
Keselamatan bagi Israel
Penghormatan Mordekhasi dan kejatuhan Haman
Penyelamatan orang Yahudi
Kebesaran Mordekhai

Karakteristik:
1.    Kitab ini menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Allah tertinggi atas seluruh manusia dan segala bangsa.
2.    Kitab ini menunjukkan kesia-siaan kepercayaan kepada takhyul sebagai penuntun hidup (3:7,13; 6:13).
3.    Allah memang berdaulat untuk melaksanakan kehendak-Nya namun manusia tetap bertanggungjawab dan harus mengambil bagian.



AYUB
__________________________________________________________________________

Penulis        : Tidak diketahui
Thema        : Mengapa orang benar menderita?
Penulisan    : Tidak pasti

Tujuan:

1.    Iblis diberi kesempatan untuk menguji kesetiaan iman seseorang akan tetapi kasih dan anugareh Allah jauh melebihinya sehingga Ayub tetap keluar sebagai pemenang.
2.    Keputusan dan pertimbangan Allah terlalu lkuas dan dalam sehingga kadang-kadnag sulit untuk dimengerti oleh manusia.
3.    Landasan iman orang percaya bukan pada berkat-berkat jasmaniah belaka melainkan pada penyataan Allah sendiri.
4.    Allah bisa memakai pendiritaan untuk memurnikan iman seseorang.

Ringkasan Isi Kitab Ayub

Ayub    1-2
3-31
32-37
38-42:6
42:7-17    Penderitaan Ayub
Perdebatan Ayub dengan kawan-kawannya
Pembicaraan Elihu
Jawaban Tuhan terhadap Ayub
Pemulihan keadaan Ayub


Karakteristik
1.    Pencobaan dan penderitaan tidak hanya disebabkan oleh keadaan hidup, lingkungan, tindakan orang lain atau kesalahan sendiri- tetapi di belakang itu semua bisa saja iblis.
2.    Kesombongan adalah dosa manusia yang terbesar.
3.    Salah satu sebab penderitaan manusia adalah dosa atau kesalahan. Tuhan bisa memakai penderitaan untuk menyadarkan manusia tentang dosanya.
4.    Tuhan dapat menggunakan penderitaan hamba-hamba-Nya untuk menunjukkan bahwa iblis adalah pendusta (Yoh. 8:44)
5.    Allah adalah yang maha kuasa dan tetap berdaulat atas alam semesta (Ayb. 38:1-39:33; 40:10-41:25)



MAZMUR

Penulis        : Daud dan orang lain (namanya tidak tertulis)
Tema        : Doa dan Pujian
Penulisan    : Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.

Tujuan
1.    Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah utnuk mengungkapkan: persekutuan erat juga kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan, seruan untuk pembebasan, kesembuhan, pembenaran, dll.
2.    Ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
3.    Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.

Ringkasan Isi Kitab Mazmur

1-41
42-72
73-89
90-106
107-150    Jilid I
Jilid II
Jilid II
Jilid IV
Jilid V


Survei

    Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, kebenaran dan keadilan, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara; sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan maha kuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara; biji mata, domba, orang kudus, orang jujur, dan benar yang diangkatNya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang dan menaruh nyanyian bartu di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka
    Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini.
1.    Nyanyian Haleluya atau pujian; mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (8:21, dll). Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang.
2.    Nyanyian ucapan syukur. Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Isarel selaku bangsa (Mzm 18:30 dll).
3.    Mazmur doa dan permohonan tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohanan kapada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (Mzm. 3-6 dll).
4.    Mazmur pengakuan dosa berfokus kepada pengakuan dosa (Mzm. 51).
5.    Nyanyian sejarah kudus; mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (Mzm. 78:105-105).
6.    Mazmur pemahkotaan Tuhan; mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja (24:7 dll).
7.    Nyanyian liturgis; mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (15:24 dll).
8.    Mazmur kepercayaan dan pengabsian; mazmur-mazmur ini mengungkapkan: kepercayaan seseorang  yang ditunjukkan dengan integritas tinggi kapada Allah (Mzm.11:16; 23:37 dll).
9.    Nyanyian Ziarah; juga disebut nyanyian-nyanyian Zion atau nyanyian-nyanyian pendakian yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (43; 46; 48; 76 dst).
10.    Nyanyian Penciptaan: Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (8:19; 29 dst).
11.    Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan; mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (1; 34; 37 dst)
12.    Mazmur Kerajaan atau Mesias; Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (Mzm. 2; 8; 16 dst).
13.    Mazmur bernada kutukan; Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik. Pada hakekatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.

Karakteristik

1.    Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab, denga pasal yang terpanjang (119:1-176), yang terpendek (117:1-2) dan ayat tengah (118:8)
2.    Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang sangat dalam san luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
3.    Haleluya (Puji Tuhan) adalah istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya dipakai 28 kali dalam Alkitab dan 24 di antaranya adalah kitab ini.
4.    Tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dalam kehidupan ini. Nyanyian pujian mengalir dari gunung-gunung tertinnggi dan seruan-seruan keputusasaan timbul dari lembah-lembah terdalam.
5.    Sekitar sepatuh mazmur mencakup doa iman ditengah kesengsaraan.
6.    Inilah kitab PL yang paling banyak dikuptip dalam PB.
7.    Berisi banyak pasal kesayanagan, mis: 1; 23; 24; 34; 103; 119; 139 dll.
8.    Mazmur 119 adalah unik dalam Alkitab, karena: panjangnya 176 pasal; kasihnya yang agung kepada Firman Allah; susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing 8 ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama.
9.    Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan kedalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.

A M S A L

Penulis        : Salomo dan orang lain
Tema        : Hikmat untuk hidup dengan benar
Penulisan    : Sekitar 970-700 sM.

Tujuan

1.    Orang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (1:4)
2.    Kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan.
3.    Orang bijak menjadi lebih bijak lagi.

Ringkasan isi Kitab Amsal

Amsal    1:1-7
1:8-9:18
10:1-22:16
22:17-24:34
25-29
30
31:1-9
31:10-31    Pendahuluan
Ajaran tentang hikmat
Kumpulan amsal Salomo yang pertama
Perkataan-perkataan orang bijak
Kumpulan amsal Salomo yang kedua
Perkataan-perkataan Agur
Perkataan-perkataan Lemuel
Isteri yang cakap


Survei

1.    Memberi nasehat mengenai keluarga mengenai keluarga kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan keadilan, kebenaran dan disiplin.
2.    Memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik.
3.    Membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.

Karakteristik

1.    Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan dengan “takut akan Tuhan” (1:7), jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan mentaati perintah-perintahNya.
2.    Sebagian besar nasihat bijaksana dalam kitab ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
3.    Inilah kitab paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
4.    Hikmat praktis, ajaran saleh dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
5.    Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel. Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapkan secara khusus dan diberi peringatan.
6.    Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup.
7.    Istri bijaksana yang diungkapkan pada akhir kitab (31) adalah unik dalam sastra kuno karena pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.
8.    Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.




PENGKOTBAH

Penulis        : Salomo
Thema        : Kesia-siaan hidup bila terlepas dari Allah
Penulisan    : Sekitar 935 SM

Tujuan

1.    Tujuan utamanya mungkin adalah menyampaikan semua penyesalan dan kesaksiannya kepada orang lain sebelum wafat (diperkirakan kitab ini ditulis menjelang akhir hidupnya), khususnya kepada kaum muda, supaya mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti dirinya.
2.    Pembuktikan untuk selama-lamanya kesia-siaan melandaskan nilai-nilai kehidupan seorang pada harta benda duniawi dan ambisi pribadi.
3.    Sekalipun orang muda harus menikmati masa muda mereka (11:9-10) adalah lebih penting untuk takut kepada Allah dan berpegang pada perintah-perintahNya, itulah satu-satunya jalan untuk menemukan makna hidup ini.

Ringkasan isi Kitab Pengkhotbah

Pengkhotbah    1:1-11
1:12-6:12
7:1-12:8
12:9-14    Pendahuluan
Kesia-siaan segala sesuatu
Kelakuan yang bijaksana
Penutup

Karakteristik

1.    Kitab ini sifatnya sangat pribadi, penulis seringkali memakai kata ganti “aku” sepanjang sepuluh pasal pertama.
2.    Melalui sikap pesimisme penulis, kitab ini menyatakan bahwa hidup yang terpisah dari Allah tidak menentu dan penuh kesia-siaan (sia-sia terdapat 37 kali dalam kitab ini). Dengan sinis Salomo mengamati pelbagai paradoks dan kebingungan dalam hidup ini.
3.    Inti nasehat Salomo di dalan kitab ini terdapat di dalam dua ayat terakhir (12:13-14).
4.    Gaya penulisan kitab ini terputus-putus, kosa kata dan susunan kalimatnya termasuk bahasa Ibrani yang paling sulit dalam PL dan tidak mudah untuk menggolongkannya dalam masa sastra Ibrani tertentu.
5.    Kitab ini berisi alegori yang paling indah Alkitab mengenai seseorang yang makin tua.



KIDUNG AGUNG

Penulis        : Salomo
Thema        : Kasih dan Pernikahan
Penulisan    : Sekitar 960 sM

Tujuan

1.    Penekanan terhadap kudusnya pernikahan.
2.    Kasih harus menjadi landasan pembentukan rumah tangga.
3.    Kritik terhadap perilaku seksual yang tidak wajar yaitu hubungan homoseksual atau lesbian dan hubungan heteroseksual sepintas di luar pernikahan.
4.    Melutuhkan pandangan yang keliru terhadap seks yang menyangkal kasih jasmaniah di dalam hubungan pernikahan.

Ringkasan isi Kitab Kidung Agung

Kidung Agung    1:1-2:7
2:8-3:5
3:6-5:1
5:2-6:3
6:4-8:4
8:5-14    Kerinduan mempelai perempuan kepada kekasihnya
Kasih yang bertumbuh
Mempelai perempuan dan pujian bagi kekasihnya
Pujian bagi mempelai laki-laki
Saling memuji
Daya tahan cinta kasih sejati

Karakteristik:

1.    Inilah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang khususnya membahas kasih unik di antara dua orang mempelai, seluruh kitab ini melukiskan masa bercumbu-cumbuan dan kasih pernikahan, khususnya kebahagiaan orang pernikahan.
2.    Kitab ini merupakan karya sastra akbar yang penuh dengan kiasaan sensual yang sopan, terutama diambil dari alam. Aneka metafora dan bahasa deskriptif melukiskan perasaan, kuasa dan keindahan dari kasih pernikahan yang romantis, yang dipandang, murni dan suci pada zaman Alkitab.
3.    Kitab ini termasuk salah satu dari sejumlah kecil kitab PL yang tidak dikutip atau disinggung dalam PB.
4.    Merupakan satu dari dua kitab PL yang tidak secara jelas menyebutkan Allah (selain Esther).


YESAYA
Penulis        : Yesaya
Tema        : Hukuman dan keselamatan
Penulisan    : Sekitar 700-680 sM

Tujuan
1.    Sang nabi pertama-tama mengecam dosa Israel dan bangsa-bangsa lain sezamannya. Nabi mengungkapkan hukuman Allah yang akan datang sebagai konsekwensi dosa mereka.
2.    Nabi mengalami penglihatan-penglihatan, menerima wahyu dan menubuatkannya bagi orang Israel.
3.    Yesaya memberikan pengharapan bagi sisa umat yang terbuang dengan janji pengembalian mereka ke tanah perjanjian dan pemulihan di masa yang akan datang. Sehingga mereka menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
4.    Yesaya menampilkan beberapa figur pembebas seperti “Hamba-Ku, Hamba yang Menderita, dan Mesias”.
5.    Penekanan terhadap kekudusan Allah serta kekejian terhadap dosa.

Ringkasan isi Kitab Yesaya

Yesaya    1-35
1-6
7-12
13-23
24-27
28-35
36-39
40-66
40-48
49-55
56-66    Penghukuman Allah
Pendahuluan
Kitab Immanuel
Nubuat terhadap banga-bangsa
Eskhatologi
Hukuman dan pemulihan umat Tuhan
Peraanan Yesaya pada zaman Raja Hizkia
Pembebasan dan Pemulihan Umat Allah
Pertolongan Allah melalui Raja Koresy
Hamba Tuhan yang menderita
Penggenapan keselamatan

Karakteristik

1.    Sebagian besar kitab Yesaya disajikan dalam bentuk syair; memiliki kekayaan kosa kata; memiliki keagungan, keindahan, dll sehingga mengungguli kitab-kitab lain.
2.    Yesaya disebut juga nabi “injili” karena dari tulisannya jelas mengungkapkan Mesias yang digenapi dalam diri Yesus Kristus.
3.    Konsep penebusan yang digambarkan oleh Yesaya dengan Hamba Yang Menderita (Yes. 52:13-53:12) sama dengan karya Kristus di salib.
4.    Kitab Yesaya memiliki pandangan teologi yang luas karena memuat: penciptaan, pergumulan umat dan bangsa-bangsa, penghukuman atas dosa, bahkan penjelasan mengenai masa yang akan datang atau eskhatologi (65-66).
5.    Yesaya menyebut nama Allah dengan spesifik, “Allah Yang Maha Kudus, Yang Kudus, Penasehat Ajaib, Bapa Yang Kekal, Raja Damai, Allah yang Perkasa”, dll.
6.    Selain Kitab Ulangan dan Mazmur maka Kitab Yesaya termasuk kitab PL yang paling banyak dikutip dalam PB.

YEREMIA

Penulis        : Yeremia
Tema        : Hukuman Allah tidak terelakkan bagi bangsa yang tidak bertobat.
Penulisan    : Sekitar 585-580 sM

Tujuan

1.    Menyatakan hukuman Allah yang pasti dan tidak dapat dielakkan oleh bangsa yang tidak bertobat; pelanggaran perjanjian; dan pemberontakan terhadap Allah sendiri.
2.    Keseriusan nubuat Yeremia bahwa Firman Allah akan segera terlaksana (16:9; 20:4). Nubuat itu ternyata banyak digenapi pada zaman Yeremia sendiri.


Ringkasan isi Kitab Yeremia

Yeremia    1-18
19-29
30-33
34-39
40-45
46-51
52    Panggilan dan berita Yeremia
Yeremia berhadapan dengan pemimpin Yehuda
Pengharapan dan pemulihan
Keruntuhan kerajaan yehuda
Yeremia sesudah keruntuhan Yehuda
Nubuat tentang bangsa-bangsa kafir
Kesudahan kerajaan Yehuda

Karakteristik

1.    Kitab Yeremia digolongkan kitab besar karena jumlah kosa katanya sangat banyak.
2.    Kitab Yeremia mengungkapkan pergumulan kehidupan dan pelayanan seorang nabi dengan lebih terperinci dibanding dengan kitab lain.
3.    Kitab Yeremia sarat dengan ratapan, keluh kesah, karenanya Yeremia sendiri dijuluki “nabi peratap”. Ratapan itu tampak dalam cara mengungkapkan pemberontakan umat Tuhan yang mengakibatkan pembuangan.
4.    Kata kunci yang dipergunakan antara lain: murtad (8 kali), tidak setia (9 kali). Hukuam Allah akan selalu dikaitkan dengan kedua kata itu.
5.    Yeremia juga mengungkapkan konsep “perjanjian yang baru” bagi mereka yang setia pada saat pemulihan kelak.
6.    Kitab ini banyak sekali merujuk ke Babel karena memang waktunya sangat dekat dengan pembuangan Babel.
7.    Syairnya sangat menyentuh perasaan, mudah diingat karena menggunakan banyak metafora.


RATAPAN
_________________________________________________________________________

Penulis        : Yeremia
Tema        : Kesusahan yang sekarang dan pengharapan masa depan
Penulisan    : Sekitar 586-585 sM

Tujuan

1.    Untuk mengungkapkan kesedihan yang sangat dan penderitaan emosional Yeremia atas keruntuhan Yerusalem.
2.    Keruntuhan Yerusalem menjadi duka yang mendalam bagi Israel dan keturunan Daud
3.    Pembinasaan kota Yerusalem, tembok-tembok kota, Bait Susi, Istana Raja, dll
4.    Pembunaghn ke Babel sebagai akibat ketidaksetiaan Israel.

Ringkasan isis Kitab Ratapan

Ratapan    1
2

3

4

5    Ratapan Pertama: Kebinasaan Yerusalem, dosa dan permohonan
Ratapan kedua:Murka Allah, kekeringan dan kelaparan; nabi palsu dan benar, dan seruan kepada Allah
Ratapan ketiga: dukacita, perenungan akan kasih setia Tuhan, akibat dosa dan pengharapan
Ratapan keempat: Sukacita masa lampau, akibat dosa, dan hukuman bagi Edom
Ratapan kelima: Permohonan, penderitaan dan pelepasan serta pembaharuan

Karakteristik
1.    Sekalipuan dalam Kitab Mazmur dan kitab para nabi ada ratapan pribadi dan ratapan umum, namun Kitab Ratapan semata-mata terdiri dari syair duka
2.    Susunan kesusastraan Kitab Ratapan adalah syair dalam bentuk akoristik. Artinya setiap ayat dissusun sesuai dengan urutan alfabet.
3.    Kitab Ratapan dengan jelas memberi gambaran emosional seseorang yang sedang mengalami musibah dan pergumulan yang berat
4.    Inti kitab ini adalah penegasan terhadap kesetiaan dan keselamatan yang datang dari Tuhan (3:21-26). Meskipun kitab ini dimulai dengan ratapan (1:1-2) namun akhir kitab ini ditandai dengan pertobatan, harapan dan pemulihan (5:16-22)
5.    Kitab ini dikutip oleh PB pada bagian (1:15; bnd. Mat. 5:35; Why. 14:19)


YEHEZKIEL
_________________________________________________________________________

Penulis        : Yehezkiel
Tema         : Hukuman dan kemuliaan Allah
Penulisan    : Sekitar 590-570 sM

Tujuan
1.    Untuk menyampaikan berita penghukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang sudah murtad (1-24) serta tujuh bangsa di sekitarnya (25-32)
2.    Untuk menopang iman sisa umat Allah yang terluput dari murka Allah.
3.    Janji pemulihan dan kemuliaan pada akhir kerajaan-Nya sebagaimana diungkapkan dalam kemegahan Bait Suci (33-48)

Ringkasan isi Kitab Yehezkiel

Yehezkiel    1-24
1-3
4-7
8-11
12-32
25-32
25
26-28
29-32
33-48
33-37
38-39
40-48    Dosa Israel dan penghukuman Allah
Panggilan Yehezkiel
Nubuat tentang dosa dan penghukuman
Dosa Yerusalem dan penghukumannya
Nubuat tentang keruntuhan Yerusalem
Nubuat tentang bangsa-bangsa Kafir
Amon, Moab, Edom, Filistea
Tirus dan sidon
Mesir
Pemulihan Israel
Pemulangan ke tanah Israel
Nubuat terhadao Og
Bait Suci diperbaharui

Karakteristik
1.    Kitab ini penuh dengan penglihatan misterius, perumpamaan yang berani dan perbuatan simbolik yang aneh sebagai sarana penyataan Allah.
2.    Isinya diatur dan diberi tanggal dengan seksama; terdapat lebih banyak tanggal bila dibandingkan dengan kitab PL lainnya.
3.    Seringkali frase muncul berkali-kali; mereka adalah bangsa pemberontak; mereka akan tahu bahwa Aku ini Tuhan (65 kali); kemuliaan Tuhan (19 kali).
4.    Yehezkiel secara khusus disapa oleh Tuhan dengan sebutan “anak manusia” dan “penjaga”.
5.    Kitab ini mencatat dua penglihatan besar mengenai Bait Suci: Bait Suci yang dinajiskan dan menanti pembinasaan (8-11)- lalu Bait Suci yang dipulihan dengan sempurna (40-49)
6.    Lebih dari nabi lain, Yehezkiel disuruh Allah untuk menyatukan dirinya secara pribadi dengan sabda kenabian dengan melakukannnya selaku lambang nubuat.
7.    Penekanan tanggung jawab pribadi kepada Allah.


DANIEL
__________________________________________________________________________

Penulis        : Daniel
Tema        : Kedaulatan Allah dalam sejarah
Penulisan    : Sekitar 536-530 sM

Tujuan
1.    Untuk menentramkan hati umat Allah dengan janji bahwa pembuangan ke negeri orang kafir bukan untuk selamanya.
2.    Untuk mewariskan kepada umat Allah sepanjang sejarah berbagai penglihatan yang bersifat nubuat tentang kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa dan sejarah (eskhatologi)

Ringkasan isi Kitab Daniel

Daniel    1-6
1
2
3
4
5
6
7-12
7
8
9
10
11
12    Cerita historis Daniel dan kawan-kawannya
Daniel dan kawan-kawannya menyucikan diri
Mimpi Nebukadnezar:patung besar
Katiga kawan diuji dengan api
Mimpin Nebukadnezar: pohon besar
Peristiwa tulisan di dinding
Daniel dan gua singa
Penglihatan-penglihatan Daniel untuk masa yang akan datang
Penglihatan tentang keempat binatang
Penglihatan tentang kambing dan domba
Penglihatan tentang 70 kali 7 masa
Penglihatan seorang yang berpakaian lenan
Kerajaan utara dan kerajaan selatan
Akhir Zaman


Karakteristik
1.    Kitab ini adalah kitab nabi besar terpendek dan kitab PL yang paling banyak dikaji dan dipelajari.
2.    Dalam bagian nubuat PB, Kitab Daniel lebih sering dikutip dari pada kitab PL lainnya.
3.    Kitab ini adalah kitab “Apokaliptik” PL, sebagaimana Kitab Wahyu dalam PB yang menyatakan tema-tema akbar yang penting bagi gereja akhir zaman.
4.    Kitab ini berisi ringkasan sejarah nubuat paling terinci dalam PL.
5.    Kitab ini lebih banyak berbicara tentang penulisnya, Daniel dari pada kitab lain dalam PL.
6.    Kitab ini berisi teladan penting tentang doa syafaat untuk pemulihan umat Allah berlandaskan janji Firman-Nya.
7.    Kisah heroik Daniel dan kawan-kawannya termasuk cerita yang digemari banyak orang.



HOSEA
_____________________________________________________________

Penulis        : Hosea
Tema        : Hukuman, kasih dan penebusan Allah
Penulisan    : Sekitar 536-530 sM

Tujuan
1.    Allah sungguh-sungguh mempertahankan kasih-Nya untuk membebaskan dan menebus umat-Nya dari kejahatan mereka.
2.    Hidup Hoisea dan istrinya merupakan gambaran kasih Allah yang tulus meskipun umat telah berdosa dan ketidak setiaan umat Tuhan.

Ringkasan isi Kitab Hosea

Hosea    1-3
4-10
11-14:1
14:2-10    Hubungan Israel dengan Tuhan Allah
Dosa berkaitan dengan penghukuman
Pertimbangan Allah untuk menghukum umat-Nya
Pertobatan membawa berkat

Karakteristik
1.    Hosea adalah satu dari dua nabi dari Israel utara yang menulis nubuat (yang lain adalah nabi Yunus).
2.    Hosea menggambarkan nubuatnya dengan kehidupan pribadi nabi sendiri.
3.    Kitab ini berisi sekitar 150 pertanyaan tentang dosa-dosa Israel, dan lebih dari separuh berkaitan dengan penyembahan berhala.
4.     Hosea menggambarkan kesetiaan Allah yang luar biasa terhadap ketidaksetiaan umatNya.
5.    Nubuat-nuabuat Hosea penuh dengan kiasan-kiasan kebanyakan diambil dari kehidupan pedesaan.



YOEL
__________________________________________________________________________

Penulis        : YOEL
Tema        : Hari Tuhan yang besar dan mengagumkan
Penulisan    : Sekitar 835-830 sM

Tujuan
1.    Untuk mengumpulkan umat Tuhan dalam suatu perayaan yang kudus (1:14; 2:15-16).
2.    Menasehati umat Tuhan agar mereka bertobat dan dengan rendah hati kembali kepada Tuhan Allah dengan berpuasa, menangis, berkabung dan berdoa syafaat memohon kemurahan Allah (2:12-17).

Ringkasan isi Kitab Yoel

Yoel    1:1-20
1:1-12
1:13-15
1:16-20
2:1-27
2:1-11
2:12-17
2:18-27
2:28-3:21
2:28-32
3:1-15
3:16-21    Bencana alam
Bencana belalang
Seruan untuk bertobat
Bencana kekeringan dan kebakaran
Wabah belalang sebagai lambang
Seruan militer
Seruan untuk bertobat
Berkat dari bertobatan
Hari-hari terakhir
Tanda-tanda akhir zaman
Hukuman atas bangsa-bangsa
Pembaharuan Yehuda dan yerusalem

Karakteristik
1.    Kitab ini menjadi salah satu adikarya yang terindah dalam PL.
2.    Kitab ini menjadi kitab PL yang terkemuka dalam pemberitaan pencurahan Roh Kudus pada Hari Pentakosta.
3.    Kitab ini mencatat banyak malapetaka nasional yang diperlihatakan dalam penglihatan nabi, antara lain: belalang, kekeringan dan kelaparan, kebakaran, serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit- sebagai hukuman atas kemerosotan moral dan rohani Israel.
4.    Allah berdaulat atas sejarah dan melakukan apa saja sesuai dengan cara dan rencanaNya.
5.    Kitab ini menampilkan nabi yang berkhotbah dengan tegas demi kebaikan umat di masa depan.

AMOS
_______________________________________________________________

Penulis        : Amos
Tema        : Keadilan sosial dan hukuman Allah terhadap dosa
Penulisan    : Sekitar 760-755 sM

Tujuan

1.    Menyampaikan salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II.
2.    Menyampaikan kritik tajam terhadap ketidakadilansosial yang terjadi di Israel dan Yehuda, serta hukuman Allah yang tidak terelakkan.
3.    Janji keselamatan bagi umat sisa yang setia pada hukum dan perjanjian Tuhan.

Ringkasan isi Kitab Amos

Amos    1-2
3-6
7-9    Nubuat terhadap bangsa-bangsa
Hukuman atas Israel
Penglihatan-penglihatan tentang hukuman

Karakteristik
1.    Kitab ini secara tegas mengkritik ketidakadilansosial, penindasan, kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh para pemimpin umat terhadap masyarakat kecil.
2.    Kitab ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah tanpa disertai dengan tindakan nyata dalam kehidupan setiap hari.
3.    Kitab ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfronntasi Amos dengan imam Amazia (7:10-17) merupakan adegan yang sitimewa dalam nubuat Ibrani.
4.    Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
5.    Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya. Nabi Amos adalah nabi awam.
6.    Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah (3:3,7; 4:6-12; 5:14, 21-24:6)

OBAJA
__________________________________________________________________________

Penulis            : OBAJA
Tema            : Hukluman atas Edom
Penulisan        : Sekitar 840 sM

Tujuan
1.    Untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap Edom karena suka cita mereka atas penderitaan Yehuda.
2.    Untuk menyampaikan firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas Edom – kebinasaan; bagi umat Allah Israel pembebasan pada hari Tuhan yang akan datang.

Ringkasan isi Kitab Obaja

Obaja    1:1-14
1:15-16
1:17-21    Hukuman atas Edom
Hukuman atas segala bangsa
Pemulihan Israel



Karakteristik
1.    Kitab ini adalah kitab PL yang paling pendek. Obaja menjadi salah seorang dari tiga nabi yang dipanggil Allah utnuk mengalamatkan berita tertulis mereka hampir seluruhnya kepada bangsa bangsa lain dan bukan kepada bangsa Israel atau Yehuda (kedua nabi lain adalah Yunus dan Nahum).
2.    Ada banyak persamaan di antara Kitab Obaja dengan Yeremia (49:7-22).
3.    Kitab ini tidak dikutip atau disebut dalam PB.

YUNUS
_______________________________________________________________

Penulis            : Yunus
Tema            : Luasnya kasih sayang Allah yang menyelamatkan
Penulisan        : Sekitar 840 sM

Tujuan
1.    Untuk menunjukkan kepada Israel dan bangsa-bangsa lainnya betapa besar dan luasnya kasih sayang Allah terhadap umat manusia.
2.    Untuk menunjukkan melalui pengalaman Yunus betapa jauhnya Israel telah jatuh dari panggilan misisoner yang semula untuk menjadi terang dan penebusan bagi orang-orang yang tinggal dalam gelap (Kej. 12:1-3; Yes. 42:6-7; 49:6).
3.    Untuk memperingatkan Israel yang murtad bahwa Allah dalam kasih dan kemurahan-Nya telah mengutus bukan hanya satu tetapi banyak nabi setia yang menyampaikan berita pertobatan agar mereka terhindarkan hukuman atas dosa yang tak dapat dielakkan itu. Tetapi berbeda dengan Niniwe, Israel telah menolak nabi-nabi Allah dan tawarannya untuk bertobat dan menerima kemurahan.

Ringkasan isi Kitab Yunus

Yunus    1
2
3
4    Panggilan Tuhan:Ketidaktaatan Yunus
Pemeliharaan Tuhan:Penyelamatan yunus
Panggilan Tuhan diperbaharui:Ketaan Yunus
Kasih sayang Tuhan: Teguran bagi Yunus

Karakteristik
1.    Kitab ini salah satu di antara hanya dua kitab nubuat PL yang ditulis seorang nabi yang lahir dan dibesarkan di kerajaan utara (yang lain adalah Hosea).
2.    Kitab ini merupakan karya sastra yang agung karya, cerita, prosa yang singkat; hanya doa ucapan syukur Yunus (2:2-9) ditulis dalam syair.
3.    Kitab ini penuh dengan tindakan adikodrati Allah; selain dari penetapan waktu badai yang diatur dan munculnya si ikan besar, ada pohon jarak, seokor cacing dan angin Timur dan yang paling hebat adalah pertobatan seluruh kota Niniwe.
4.    Kitab ini berisi berita PL yang terjelas bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan sekalipun itu bukan orang Yahudi.


MIKHA
__________________________________________________________________________

Penulis        : Mikha
Tema        : Hukuman dan keselamatan dalam Mesias
Penulisan    : Sekitar 740-710 sM

Tujuan
1.    Untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi.
2.    Dengan tegas menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah terhadap Samaria dan Yerusalem (1:1).
3.    Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu menjadi kenyataan pada tahun 722 sM; dia bernubuat bahwa kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan mereka yang menyolok. Jadi kitab ini melestarikan nubuat Mikha bangsa itu.
4.    Kitab ini juga memberitakan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.

Ringkasan isi KitabMikha

Mikha    1-3
4-5
6-7    Hukuman atas Israel dan Yehuda
Masa Kemuliaan yang akan datang
Penghukuman dan pemulihan

Karakteristik
1.    Kitab ini memperjuangkan kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan oleh golongan kaya yang angkuh, mirip dengan cerita Yakobus dalam PB (bnd. 6:6-8; Yak. 1:27); dalam hubungan ini, Mikha memberikan nasehat yang paling mengesankan tentang tuntutan Tuhan bagi umatNya “berlaku adil mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu” (6:8).
2.    Sebagian bahasa Mikha itu tegas dan terus terang; lain kali berupa syair yang mengesankan dengan permaian kata yang halus sekali (1:10-15).
3.    Seperti nabi Yesaya (48:16; 59:21), Mikha mengungkapkan kesadaran yang tajam akan panggilan Allah dan pengurapan-Nya oleh Roh Kudus “Aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya” (3:8).
4.    Kitab ini berisi salah satu ungkapkan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia pengampuanan Allah (7:18-20).
5.    Kitab ini berisi tiga nubuat penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya: yang menyelamatkan hidup (Yer 3:12; 26:18); tentang tempat kelahiran Mesias (5:1; Mat. 2:5-6); dikutip Yesus sendiri (7:6; Mat. 10:35-36)).


NAHUM
_________________________________________________________________________
Penulis        : Nahum
Tema        : Kebinasaan Niniwe yang sudah diambang pintu
Penulisan    : Sekitar 630-620 sM

Tujuan
1.    Untuk memberitakan datangnya kebinasaan terhadap ibukota Asyur dan Niniwe yang kejam dan jahat.
2.    Hiburan ini tidak diperoleh karena melihat darah musuh yang tertumpah tetapi karena mengetahui bahwa Allah sedang menegakkan keadilan di dunia dan suatu hari akan mendirikan kerajaan damainya.


Ringkasan isi Kitab Nahum

Nahum    1
2
3    Murka Allah atas Niniwe
Kemusnahan Niniwe
Dosa mengakibatkan kehancuran


Karakteristik
1.    Nahum adalah salah satu dari kitab nabi PL yang beritanya nyaris seluruhnya dialamatkan kepada bangsa asing (dua yang lain adalah Obaja dan Yunus).
2.    Isi nubuat dan perbandingan puistisnya ditekankan dengan kiasan yang amat jelas, gambaran kata yang hidup serta bahsa yang paling berterus terang yang terdapat dalam Alkitab.
3.    Menyolok sekali bahwa tidak ada nubuat kepada Yehuda tentang dosa-dosanya atau penyembahan berhala, mungikn karena ditulis sementara gerakan pembaharuan raja Yosia (2 Raj. 22:8-23:5). Namun kitab ini berisi beberapa kata yang memberi pengharapan dan hiburan bagi Yehuda (1:12-13,15).

HABAKUK
______________________________________________________________

Penulis        : Habakuk
Tema        : Hidup dengan iman
Penulisan    : Sekitar 606 sM

Tujuan
1.    Ia menulis untuk menolong sisa yang saleh di Yehuda, memahami cara-cara Allah dalam hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukuman-Nya yang menjelang. Karena dia sendiri telah bergumul dengan persoalan yang amat menggelisahkan, yaitu bagaimana Allah dapat memakai suatu bangsa yang begitu jahat, seperti Babel untuk menghabiskan umat-Nya sebagai hukuman (1:6-13).
2.     Habakuk meyakinkan sesama orang percaya bahwa Allah akan bertindak melawan semua kefasikan pada saatnya.
3.    Sementara itu, “orang benar akan hidup oleh percayanya” (2:4) dan bukan oleh pengertiaannya sendiri dan mereka akan “bersorak-sorak di dalam Tuhan” Allah juruselamat mereka (3:18).

Ringkasan isi Kitab Habakuk

Habakuk    1:1-11
1:1-4
1:5-11
1:12-2:5
1:12-17

2:1-5
2:6-20
3:1-19    Pengaduan Habakuk dan jawaban Allah yang pertama
Pengaduan: Mengapa dosa Yehuda tidak dihukum?
Jawaban: Orang Babel akan menjadi alat penghukum
Pengaduan Habakuk dan Jawaban Allah yang kedua
Pengaduan: Mengapa Allah membiarkan orang Yehuda dihukum dengan memakai orang Babel yang lebih jahat?
Jawaban: Kejahatan Babel juga akan dihukum
Ucapan celaka terhada orang Babel
Penglihatan tentang penghukuman Allah

Karakteristik
1.    Kitab ini tidak bernubuat kepada Yehuda yang murtad, melainkan mencatat dari buku harian pribadi sang nabi, percakapan-percakapannya dengan Allah dan penyataan nubuat yang mengikutinya.
2.    Kitab ini berisi paling sedikit tiga bentuk bahasa sastra yang berbeda: “celaka” yang klasik (2:6-20) dan suatu nyanyian nubuat (ps. 3) – semuanya dengan gaya penulisan yang penuh semangat dan metafora yang jelas.
3.    Sang nabi menunjukkan tiga ciri khas di tengah-tengah zaman kesengsaraan itu: pertanyaan secara jujur kepada Tuahn (ps.1); iman yang kokoh (2:4; 3:18-19); dan perhatian untuk kebangunan rohani (3:2).
4.    Penglihatan sang nabi akan Allah dalam pasal 3 termasuk yang paling megah dalam Alkitab mengingatkan kita akan penampilan Tuhan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai; bagian-bagian lain yang mengesankan dari Habakuk adalah (1:5: 2:3-4, 20; 3:2, 17-19).
5.    Tidak ada seorang nabi PL pun yang lebih fasih mengenai soal iman daripada Habakuk (2:4; 3:17-19).
ZEFANYA
_________________________________________________________________________

Penulis        : Zefanya
Tema        : Penghukuman, Pembaharuan dan Nubuat
Penulisan    : Sekitar 640-609 sM

Tujuan

1.    Penekanan kembali kepada pertobatan karena kemerosotan moral setelah kematian Raja Hizkia.
2.    Mengkritik secara tajam penyembahan berhala yang dilakukan raja-raja dan pemimpin Israel, seperti Manasye.
3.    Sebagai usaha penyelamatan Yehuda dari kejatuhan seperti Israel utara.


Ringkasan isi Kitab Zepanya

Zepanya    1:1-2:3
2:4-15
3:1-8
3:9-20    Hari Tuhan bagi Yehuda
Hari Tuhan bagi bangsa-bangsa
Hari Tuhan bagi Yerusalem
Hari Tuhan untuk sisa-sia Israel

Karakteristik
1.    Kita ini dengan tegas mengungkapkan hari Tuhan akan terjadi bagi Yehuda, Yerusalem, bangsa-bangsa dan sisa-sisa Israel.
2.    Hari Tuhan yang sudah dekat itu adalah penderitaan besar, penghukuman, kemusnahan dan usaha Tuhan Allah untuk menyucikan dosa dari umat-Nya.
3.    Hari Tuhan adalah keselamatan dan kelepasan bagi sisa umat Israel yang terluput dari murka Allah.


HAGAI
__________________________________________________________________________

Penulis            :Hagai
Tema            :Pembangunan Bait Allah membahwa berkat
Penulisan        :Sekitar 520 sM

Tujuan
1.    Tantangan untuk meneruskan pekerjaan Tuhan khsusunya pembangunan Bait Suci.
2.    Untuk menghibur para pekerja yang mengalami kekecewaan.
3.    Penegasan terhadap janji Allah harus disertai dengan ketaatan.
4.    Dorongan dan penghiburan kepada Zerubabel.



Ringkasan isi Kitab Hagai

Hagai    1:1-2:1
2:1-10
2:11-20
2:21-24    Pertama: Tantangan untuk meneruskan pekerjaan Tuhan
Kedua: Hiburan bagi pekerja yang kecewa
Ketiga: Janji berkat bergantung pada ketaatan
Keempat: Dorongan dan hiburan bagi Zerubabel

Karakteristik
1.    Kitab ini menekankan perioritas yang besar yakni agar umat Tuhan mendahulukan pekerjaan Tuhan dengan pembangunan Bait Suci (1:8; 2:4,6)
2.    Kitab ini dengan tegas mengungkapkan ketaatan kepada Tuhan sebagai satu-satunya cara di mana mereka memperoleh janji Allah (1:7-8).
3.    Seperti Kitab Nabi Yesaya, Hagai dengan jelas memperlihatkan masa depan Bait Suci sebagai pusa perhatian seluruh bangsa (2:7-10; Yes. 2;2-4).


ZAKHARIA
_________________________________________________________________________
Penulis        : Zakharia
Tema        : Janji pemulangan ke Yerusalem dan pembangunan Bait Suci
Penulisan    : Sekitar 520 sM

Tujuan
1.    Mengingatkan Israel terhadap janji Tuhan untuk kembali ke Yerusalem.
2.    Menyerukan pertobatan agar mereka memperoleh kelepasan dari perbudakan.
3.    Mengingatkan Israel terhadap pentingnya pembangunan Bait Suci sebagai lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya.

Ringkasan isi Kitab Zakharia

Zakharia    1-8

1:1-6
1:7-6:8
6:9-15
7:1-8:23
9-14
9:1-17
10:1-11:6
11:4-17
12:1-13:6
13:7-14:21    Penglihatan-penglihatan yang berhubungan dengan keadaan setempat
Pangilan untuk bertobat
Delapan penglihatan
Imam Besar Yosua sebagai lambang Mesia
Puasa
Penglihatan-penglihatan tentang Mesias
Penghukuman bangsa-bangsa: kedatangan Raja Damai
Pengumpulan umat Israel oleh Pemimpin ilahi
Gembala yang baik dan yang jahat
Pertobatan, penyucian dan pembaharuan
Israel dimurnikan: Kerajaan Allah didirikan

Karakteristik
1.    Kitab ini mengemukakan janji pemulihan umat Tuhan dengan pemulangan dari perbudakan Babel.
2.    Kitab Zakharia kaya dengan penglihatan-penglihatan: empat penunggang kuda (1:7-17); empat tanduk (1:18-21); tali ukuran (2:1-13); Imam Besar Yosua (3:1-10); kandil emas (4:1-14); gulungan kitab yang terbang (5:1-4); perempuan dan gantang (5:5-11); empat kereta kuda (6:1-8) yang melambangkan penghukuman bangsa-bangsa kafir namun pada sisi lain Zakharia menubuatkan kedatangan Mesias sebagai penyelamat.
3.    Kitab ini menonjolkan jabatan imam khususnya dengan kehadiran imam Yosua dalam Bait Suci.
4.    Kitab Zakharia menonjolkan Allah senbagai “Tuhan semesta alam” yang berkuasa atas bangsa-bangsa (2:8-9).



MALEAKHI
_________________________________________________________________________

Penulis            : Maleakhi
Tema            : Pertobatan dan ibadah yang benar
Penulisan        : Sekitar 520-450 sM

Tujuan
1.    Untuk mengingatkan umat Allah yang sudah kembali dari pembuangan agar setia kepada Allah.
2.    Menegaskan keseriusan dalam ibadah sebagai perwujudan relasi antara umat  dengan Tuhan Allah bukan hanya rutinitas belaka.
3.    Kesadran umat Tuhan bahwa ibadah bukan hanya pada waktu yang baik namun juga pada waktu yang sukar.

Ringkasan isi Kitab Maleakhi

Maleakhi    1:1-5
1:6-2:9
2:10-16
2:17-3:5
3:6-12
3:13-4:6    Kasih Tuhan kepada Israel
Celaan terhadap para imam
Perkawinan campuran dan perceraian
Penyucian melalui penghukuman
Persembahan persepuluhan
Kemenangan orang benar pada hari Tuhan

Karakteristik
1.    Kitab Maleakhi adalah kitab penutup kanon PL.
2.    Kitab ini secara khusus mengecam para nabi yang berlaku curang dan hanya menekankan formalitas ibadah di tengah-tengah kelaparan, kesukaran, dll.
3.    Kitab ini mengaitkan hari Tuhan dengan kedatangan Mesias.





PENGANTAR PERJANJIAN LAMA

TINJAUAN SEJARAH MASA PERJANJIAN LAMA 1. Mesopotamia sampai masa para Patriakh (2900-2000 sM) Para arsitek yang meletakkan dasar untuk k...